Selasa, November 3

Rekomendasi Obat Impotensi
Selasa, 3 November 2009
Agar tidak berlarut-larut dan menjadi impotensi menetap, gangguan ereksi harus dipandang sebagai penyakit yang perlu diobati. Selama beberapa tahun terakhir kesadaran orang untuk berobat pun semakin meningkat.

Panduan terbaru yang dikeluarkan oleh American College of Physicians merekomendasikan dokter untuk memberikan obat inhibitor oral phosphodiesterase type 5 (PDE-5) seperti Viagra, Cialis, dan Levitra, untuk pria yang menderita disfungsi ereksi, kecuali pasien tersebut sedang dalam terapi nitrat.

Karena dianggap belum cukup bukti dalam hal perbandingan keunggulan ketiga obat tersebut, dokter disarankan untuk meresepkan obat yang paling tepat berdasarkan faktor penyebab impotensi dan pertimbangan pribadi pasien, misalnya harga obat, kemanjuran obat, serta efek samping yang mungkin dialami pasien.

Bila dibagi dalam dua faktor penyebab, sebagian besar penderita impotensi disebabkan faktor organik (sekitar 70-85 persen), misalnya diabetes atau pembesaran prostat. Sisanya karena faktor psikis, yang umumnya terjadi pada usia muda.

Panduan untuk para dokter ini direkomendasikan berdasarkan studi analisis yang dilakukan Dr.Amir Qaseem, senior dokter dari American College of Physicians (ACP) terhadap 130 studi yang mengevaluasi obat inhibitor PDE-5 tunggal atau kombinasi.

Para peneliti menemukan bahwa pengobatan impotensi dengan obat-obatan tersebut menunjukkan peningkatkan kualitas dalam fungsi ereksi dan penetrasi seksual pada pria yang impoten atau pria yang merasa kekerasan ereksinya kurang.

Mengenai terapi hormonal untuk pasien yang mengalami kekurangan testoteron, ACP tidak merekomendasikannya karena belum adanya bukti yang cukup kuat. Namun, ACP juga tidak menentang penggunaan tes hormon ini pada pasien disfungsi ereksi.

Dalam mengukur kadar hormon pasien, dokter disarankan untuk mempertimbangkan gejala klinis yang dialami tiap pasien, seperti menurunnya libido, ejakulasi dini, rasa kelelahan, serta perubahan fisik pada alat vital, sebelum menyatakan gangguan hormon

0 komentar:

Catat Ulasan

Share |

Buku Cerita Bawean