Rabu, November 18

Menyerang Iran Membahayakan Dunia
Reaktor nuklir Iran.

Rabu, 18 November 2009
LONDON,Menyerang Iran karena alasan ambisi nuklir negara itu sangatlah berbahaya karena akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih tidak aman. Tindakan militer terhadap Iran dengan mengatasnamakan masyarakat internasional secara hukum tidak sah jika tidak ada bukti kuat.

Peringatan tersebut disampaikan mantan Duta Besar Inggris untuk Iran Sir Richard Dalton, yang sekarang menjadi salah satu pakar di lembaga pemikir Chatham House.

Dalam wawancara dengan Radio BBC, Selasa (17/11), dia mengingatkan, meskipun laporan terbaru Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyebutkan kekhawatiran atas kemungkinan Iran mempunyai fasilitas-fasilitas nuklir rahasia, dialog internasional perlu diteruskan untuk menunjukkan kebenaran.

Dalam laporan terbaru para juru inspeksi IAEA yang dipublikasikan kemarin, para pemeriksa menilai bahwa fasilitas nuklir di Qom hanya bisa memproduksi uranium diperkaya untuk persenjataan ketimbang bahan bakar nuklir.

”Saya yakin Iran bisa ditangkal dan saya meyakini bahwa sebuah serangan tanpa adanya ancaman nyata dari Iran akan ilegal dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih berbahaya,” katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa penggunaan kekuatan secara tidak diskriminatif harus menjadi bahan pertimbangan karena bisa dipersoalkan masyarakat internasional.

Sir Richard, seperti ditulis Telegraph, berpendapat bahwa terlalu pagi untuk menyebut Iran mengatakan hal yang sebenarnya. Akan tetapi dia juga menyatakan masih jauh dari meyakinkan untuk menyimpulkan bahwa fasilitas nuklir di Qom hanya cukup untuk memproduksi uranium untuk persenjataan, dan bukan untuk energi.

Terlalu kecil

Dalam laporan tim inspeksi IAEA, tim pemeriksa dari Amerika dan Eropa menyebutkan bahwa fasilitas itu dibangun untuk menampung 3.000 mesin pemutar, tetapi saat ini belum ada satu mesin pun di sana. Fasilitas nuklir Fordo itu direncanakan akan selesai pada tahun 2011.

Menurut para pemeriksa IAEA itu, fasilitas di Qom itu cukup untuk memproduksi material bagi satu atau dua senjata nuklir per tahun, tetapi terlalu kecil untuk digunakan bagi produksi bahan bakar pembangkit energi listrik seperti yang disebutkan Iran.

Para diplomat AS dan Eropa ataupun beberapa pakar nuklir Barat berargumentasi bahwa keberadaan fasilitas tersembunyi di Qom bisa dipahami, terkecuali ada sebuah jaringan fasilitas-fasilitas tersembunyi yang menyuplainya dengan bahan bakar nuklir mentah.

Iran membantah memiliki fasilitas nuklir lain yang belum dilaporkan ke IAEA. Akan tetapi dalam penjelasannya, pejabat Iran mengatakan, mereka termotivasi membangun fasilitas nuklir bawah tanah karena adanya ”ancaman-ancaman serangan militer terhadap Iran”.

Pemerintah Iran tidak begitu mengkhawatirkan laporan terbaru IAEA itu dan menganggap laporan tersebut berisi pengulangan-pengulangan. Iran juga telah menyerahkan semua informasi mengenai fasilitas nuklir Fordo itu.

Ketua perunding nuklir Iran, Ali Asghar Soltaniyeh, kepada al-Alam TV menyampaikan, Iran akan terus melanjutkan dengan memasang peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga fasilitas itu bisa beroperasi pada tahun 2011.

Soltaniyeh mengatakan ”nyaman” saja dengan laporan IAEA itu karena laporan itu menegaskan bahwa Iran ”bekerja sama sepenuhnya” dan aktivitas di Qom ”sejalan dengan instruksi-instruksi dan pembatasan-pembatasan IAEA”.

”Laporan terbaru dari ketua IAEA Mohamed ElBaradei membuktikan bahwa gunjang-ganjing politik dan propaganda mengenai fasilitas Fordo tidaklah berdasar,” ungkap Soltaniyeh seperti dikutip kantor berita Mehr.

Sementara itu, terkait penolakan Iran untuk mengirimkan langsung 70 persen stok uraniumnya ke Rusia, Ketua Komite Kebijakan Luar Negeri dan Majelis Keamanan Nasional, Parlemen Iran, Alaeddin Boroujerdi mengungkapkan, Iran tidak memercayai dan ada jaminan dari Rusia. Hal itu terkait dengan kegagalan Rusia memenuhi janjinya untuk menyelesaikan pembangkit listrik tenaga listrik Bushehr pada akhir tahun ini.

0 komentar:

Catat Ulasan

Share |

Buku Cerita Bawean