This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, Februari 27

Bawean yang Masih Terus Merana


- oleh : baweanpos

SEJAK kapal Penumpang Express Bahari 8B didekat perairan Pulau Bawean akibat dihantam ombak bulan lalu, Bawean menjadi pulau terisolasi dan merana dalam derita. Transportasi laut dari dan menuju pulau yang masuk wilayah Kabupaten Gresik tersebut praktis mandek. Bahan-bahan kebutuhan pokok jadi langka dan spekulanpun bermain, menjadikan harga-harga melambung tinggi.

Bahan bakar minyak (BBM) juga langka dan mahal sehingga banyak orang harus berjalan kaki saat bekerja. Ini di tambah persoalan listrik yang selama bertahun-tahun belum juga terpecahkan. Sehari hidup dan sehari mati. Produktivitas Bawean pun menukik hingga titik nadir.

Riuh derita Pulau Bawean tersebut tidak hanya berlaku di wilayah (domain) fisik, tetapi juga hingga wilayah komunikasi publik (public discourse) melalui laporan berbagai media. Keriuhan fisik ditandai masih semrautnya upaya-upaya penanggulangan dan penanganan berbagai masalah yang membelit Rakyat Bawean. Perhatian pemerintah daerah dan instansi-instansi lain dianggap belum memadai. Persoalan arus logistik sejauh ini masih sekedah menjadi berita. Sementara kericuhan diskursus public ditandai pentas komunikasi politik antara suprastruktur politik (pemerintah daerah) dan infrastruktur politik (masyarakat Bawean serta LSM) yang semakin tidak logis.

Ketika sebagian besar masyarakat Bawean melontarkan pesan bahwa pemerintah daerah kurang tanggap dan peduli akan penderitaan yang mereka alami, para pejabat pemerintah daerah justru saling menyalahkan dan melempar tanggung jawab. Ujung-ujungnya, "ketidakpastian alam" (gelombang dan badai) menjadi kambing hitam.

Dalam bahasa Mikhail Bakhtin, kericuhan komunikasi politik tersebut sesungguhnya hanya melahirkan sebuah entitas komunikasi politik yang "mati" (banality of communications) dalam analog yang sederhana, pemerintah agaknya memang sengaja tengah melakukan ritual "banalitas" komunikasi politik. Banalitas komunikasi dalam upaya mengatasi masalah Bawean ini bisa kita lihat dalam beberapa kategori.

Pertama, putusnya jaringan komunikasi diantara para pemegang kepentingan (stakeholder). Seperti banyak diberitakan media, tidak seorangpun pejabat pemerintah yang berfokus dan berkonsentrasi betul mengambil tanggung jawab dalam menangani persoalan bawean dari segi transportasi, sembako, BBM, hingga listrik.

Tidak ada satupun representasi "sosok" pemerintah yang terlihat memperluas jaringan komunikasi dalam upaya penyelesaikan persoalan atau sekedar memahami derita masyarakat Bawean. Memahami ekpresi batin dan kondisi obyektif khalayak adalah syarat mutlak komunikasi politik yang dialogis.

Para aktor suprastruktur politik "diam" bukan untuk berintospeksi, melainkan lebih untuk bersembunyai dari berbagai pertanyaan dan tanggung jawab yang mungkin muncul. Hal ini tampak sekali dalam berbagai argumen para aktor suprastruktur politik di daerah maupun provinsi, yakni semua persoalan ini menjadi persoalan bersama. Itu saja.

Kedua, tidak ada pertemuan fisik antara suprastruktur dan infra struktur, antara pejabat dan masyarakat bawean, trerutama dalam kegiatan-kegiatan fisik dalam upaya mengatasi masalah. Tidak ada pembenahan dan penanganan bersifat fisik baik dalam arti kompleks maupun sederhana dan sendiri maupun bersama-sama sehingga persoalan bisa dikurangi satu persatu.

Betapa tidak komunikatifnya teks ini ketika rakyat bahu-membahu berusaha mengatasi persoalan sendiri, misalnya rela menanggung dan berusaha untuk mengatasi suplai listrik seperti yang terjadi selama ini. Kalangan pemerintah daerah justru saling menuding mencari kambing hitam.

Ketiga, kekosongan komunikasi. Dalam semua kericuhan yang terjadi, bukankah tidak sedikitpun bentuk alternatif penyelesaian yang mencerahkan ditawarkan pemerintah? Pemerintah justru terjebak dalam kegelapan yang menjadikannya tidak (mau) bias berbuat apa-apa. Maka, suasana transaksi komunikasi yang memuaskan kedua pihak tidak pernah lahir. Yang ada hanyalah pentas komunikasi politik yang terus dan terus melahirkan kesalah pahaman serta kemuakan (disturbing communications). Dan, Bawean pun masih saja terus merana dari tahun ketahun, dari kepemimpinan satu ke kepemimpinan lain.

Melihat kericuhan tersebut, pola komunikasi intersubyektif mesti segera dikembangkan untuk segera mengatasi derita Bawean. Suprastruktur harus memahami benar apa subyektivitas (akar persoalan yang menjadi derita masyarakat Bawean). Dan sebaliknya, infrastruktur (masyarakat) mesti memahami segala keterbatasan yang tidak mungkin dijangkau pemerintah daerah. Inilah yang tidak pernah dicari dan dipahami masing-masing subyek selama ini. Maka, yang lahir adalah kemarahan yang tidak bertemu dalam ruang.

Realitas semacam ini tidak saja akan melahirkan apatisme komunikasi politik, tetapi juga yang lebih dahsyat dari itu, yakni destruktivitas komunikasi politik ketika public berbicara ke suprastruktur politik dengan pesan-pesan kebrutalan dan kekerasan. Maka, sangat strategis jika pemerintah kembali membakar api semangat untuk menyelesaikan persoalan, bekerja keras dengan elemen terkait, mengunjungi sentra-sentra masalah, dan pada akhirnya dapat bekerja bersama dalam suasana antar subyektif yang komunikatif. Semoga Bawean segera lepas dari derita panjang.

MANUSIA BERJIWA BESAR

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Harta tidak akan berkurang gara-gara sedekah. Tidaklah seorang hamba memberikan maaf -terhadap kesalahan orang lain- melainkan Allah pasti akan menambahkan kemuliaan pada dirinya. Dan tidaklah seorang pun yang bersikap rendah hati (tawadhu’) karena Allah (ikhlas) melainkan pasti akan diangkat derajatnya oleh Allah.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim [8/194])

Hadits yang mulia ini memberikan berbagai pelajaran penting bagi kita, di antaranya:

1. Hadits ini menganjurkan kita untuk bersikap ihsan/suka berbuat baik kepada orang lain, entah dengan harta, dengan memaafkan kesalahan mereka, ataupun dengan bersikap tawadhu’ kepada mereka (lihat Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 110)

2. Anjuran untuk banyak bersedekah. Karena dengan sedekah itu akan membuat hartanya berbarokah dan terhindar dari bahaya. Terlebih lagi dengan bersedekah akan didapatkan balasan pahala yang berlipat ganda (lihat Syarh Muslim [8/194]). Selain itu, sedekah juga menjadi sebab terbukanya pintu-pintu rezeki (lihat Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 109)

3. Anjuran untuk menjauhi sifat bakhil/kikir.

4. Kebakhilan tidak akan menghasilkan keberuntungan

5. Hadits ini menunjukkan keutamaan bersedekah dengan harta

6.Sedekah adalah ibadah

7.Allah mencintai orang yang suka bersedekah -dengan ikhlas tentunya-

8.Terkadang manusia menyangka bahwa sesuatu bermanfaat baginya, namun apabila dicermati dari sudut pandang syari’at maka hal itu justru tidak bermanfaat. Demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu alangkah tidak bijak orang yang menjadikan hawa nafsu, perasaan, ataupun akal pikirannya yang terbatas sebagai standar baik tidaknya sesuatu. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Manusia itu, sebagaimana telah dijelaskan sifatnya oleh Yang menciptakannya. Pada dasarnya ia suka berlaku zalim dan bersifat bodoh. Oleh sebab itu, tidak sepantasnya dia menjadikan kecenderungan dirinya, rasa suka, tidak suka, ataupun kebenciannya terhadap sesuatu sebagai standar untuk menilai perkara yang berbahaya atau bermanfaat baginya. Akan tetapi sesungguhnya standar yang benar adalah apa yang Allah pilihkan baginya, yang hal itu tercermin dalam perintah dan larangan-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 89)

9.Hadits ini menunjukkan disyari’atkannya menepis keragu-raguan dan menyingkap kesalahpahaman yang bercokol di dalam hati manusia

10.Memberikan targhib/motivasi merupakan salah satu metode pengajaran yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

11.Hadits ini juga menunjukkan pentingnya memotivasi orang lain untuk beramal salih

12.Anjuran untuk memberikan maaf kepada orang lain yang bersalah kepada kita -secara pribadi-. Dengan demikian -ketika di dunia- maka kedudukannya akan bertambah mulia dan terhormat. Di akherat pun, kedudukannya akan bertambah mulia dan pahalanya bertambah besar jika orang tersebut memiliki sifat pemaaf (lihat Syarh Muslim [8/194]).

13.Di antara hikmah memaafkan kesalahan orang adalah akan bisa merubah musuh menjadi teman -sehingga hal ini bisa menjadi salah satu cara untuk membuka jalan dakwah-, atau bahkan bisa menyebabkan orang lain mudah memberikan bantuan dan pembelaan di saat dia membutuhkannya (lihat Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 109)

14.Allah mencintai orang yang pemaaf.

15.Anjuran untuk bersikap tawadhu’/rendah hati. Karena dengan kerendahan hati itulah seorang hamba akan bisa memperoleh ketinggian derajat dan kemuliaan, ketika di dunia maupun di akherat kelak (lihat Syarh Muslim [8/194]).

16.Hakekat orang yang tawadhu’ adalah orang yang tunduk kepada kebenaran, patuh kepada perintah dan larangan Allah dan rasul-Nya serta bersikap rendah hati kepada sesama manusia, baik kepada yang masih muda ataupun yang sudah tua. Lawan dari tawadhu’ adalah takabur/sombong (lihat Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 110)

17.Allah mencintai orang yang tawadhu’

18.Larangan bersikap takabur; yaitu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain

19.Tawadhu’ yang terpuji adalah yang dilandasi dengan keikhlasan, bukan yang dibuat-buat; yaitu yang timbul karena ada kepentingan dunia yang bersembunyi di baliknya (lihat Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 110)

20.Yang menjadi penyempurna dan ruh/inti dari ihsan/kebajikan adalah niat yang ikhlas dalam beramal karena Allah (lihat Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 110)

21.Ketawadhu’an merupakan salah satu sebab diangkatnya derajat seseorang di sisi Allah. Di samping ada sebab lainnya seperti; keimanan -dan itu yang paling pokok- serta ilmu yang dimilikinya. Bahkan, ketawadhu’an itu sendiri merupakan buah agung dari iman dan ilmu yang tertanam dalam diri seorang hamba (lihat Bahjat al-Qulub al-Abrar, hal. 110)

22.Hadits ini menunjukkan bahwa manusia diperintahkan untuk mencari ketinggian dan kemuliaan derajat di sisi-Nya. Sedangkan orang yang paling mulia di sisi-Nya adalah yang paling bertakwa (lihat QS. al-Hujurat: 13).Dan salah satu kunci ketakwaan adalah kemampuan untuk mengekang hawa nafsu, sehingga orang tidak akan bakhil dengan hartanya, akan mudah memaafkan, dan tidak bersikap arogan ataupun bersikap sombong di hadapan manusia.

23.Hadits ini menunjukkan keutamaan mengekang hawa nafsu dan keharusan untuk menundukkannya kepada syari’at Rabbul ‘alamin

24.Hendaknya menjauhi sebab-sebab yang menyeret kepada sifat-sifat tercela -misalnya; kikir dan sombong- dan berusaha untuk mengikisnya jika seseorang mendapati sifat itu ada di dalam dirinya

25.Kemuliaan derajat yang hakiki adalah di sisi Allah (diukur dengan syari’at), tidak diukur dengan pandangan kebanyakan manusia

Ahad, Februari 21

Penyakit yang Menimpa Perempuan Tidak Berjilbab

Rasulullah bersabda, "Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud)

Rasulullah bersabda, "Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas. Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da'wahi oleh Rasulullah.

Tentang hal ini Allah berfirman:
وإذ قالوا اللهم إن كان هذا هو الحق من عندك فأمطر علينا حجارة من السماء أو ائتنا بعذاب أليم (الأنفال: 32)
Dan ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur'an) adalah benar dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih ( Q.S. Al-Anfaal:32)


Dan sungguh telah datang azab yang pedih ataupun yang lebih ringan dari hal itu, yaitu kanker ganas, dimana kanker itu adalah seganas-ganasnya kanker dari berbagai kanker. Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan. Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusaknya.

Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini), dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.

Dari sini, kita mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam perspektif Islam tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari'at. yaitu bahwa model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang paling bagus agar tidak terkena "adzab dunia" seperti penyakit tersebut di atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih. Kemudian, apakah setelah adanya kesaksian dari ilmu pengetahuan kontemporer ini -padahal sudah ada penegasan hukum syari'at yang bijak sejak 14 abad silam- kita akan tetap tidak berpakaian yang baik (jilbab), bahkan malah tetap bertabarruj???

( Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah,

Oleh :Muhammad Kamil Abd Al-Shomad )

Hindari Banjir, Ninih Tewas Terjatuh

Sunday, 21 February 2010
BANJIRdi Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung mulai menelan korban jiwa.Ny Ninih,52,warga Kampung Ciputat, Kelurahan Andir,Kecamatan Baleendah, tewas setelah jatuh dari tangga rumahnya.“

Ibu Ninih pernah punya penyakit jantung.Tapi,beliau meninggal ketika terjatuh dari tangga rumahnya, saat menghindari air banjir yang terus meninggi,” kata Koordinator Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jawa Barat, Cucun Salman kepada wartawan, kemarin. Menurut Cucun, Ninih tewas sekitar pukul 01.00 WIB kemarin ketika hendak menyelamatkan diri dari sergapan banjir yang menerjang tempat tinggalnya.

“Kami mengevakuasi jasadnya malam itu juga dan pagi ini (kemarin) jenazah dikuburkan,”kata Cucun. Nasib nahas juga menimpa Ny Onoh, 80,warga Kampung Cieunteung, RT 01/RW 09, Kelurahan/ Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, saat banjir menerjang, ia terpaksa bertahan di atas plafon rumahnya selama dua hari.

Beruntung,ibu jompo ini masih bisa bertahan hidup meski tubuhnya sedang mengalami stroke. Onoh, bisa bertahan hidup, kendati selama dua hari kekurangan asupan makanan, hingga dirinya berhasil di evakuasi menuju lokasi pengungsian pada Jumat (19/2) malam sekitar pukul 23.00 WIB. “Emak Onoh ini mengalami stroke, mau ikut mengungsi juga tidak bisa berbuat apa-apa karena penyakitnya.

Ia tinggal sendiri dan menyelamatkan diri ke atas plafon rumah. Setelah kedua anaknya melapor, kami evakuasi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Al Ihsan Baleendah,” papar Cucun. Kepada tim evakuasi, kedua anak dari Ny Onoh mengaku, saat hendak mengevakuasi ibu mereka yang sedang sakit, mendadak hujan deras dan banjir makin besar. Mereka pun terjebak.

Namun, mengingat kondisi ibunya lumpuh akibat stroke, Ny Onoh pun belum sempat dievakuasi.Sementara kedalaman banjir di kampung itu mencapai lebih dari tiga meter. “Ibu Onoh punya penyakit stroke,tubuhnya sudah tidak bisa bergerak, hanya masih bisa bicara,” ujar Yuni, 22, tetangga Onoh. Onoh sendiri masih bisa di selamatkan dan bertahan hidup berkat bantuan Yuni, yang memberinya makanan sebelum ia berhasil dievakuasi.

Onoh akhirnya diboyong tim evakuasi MRI Jabar menuju RS Al-Ihsan Baleendah untuk dirawat secara intensif. Korban banjir yang juga mengalami hal serupa yakni Moja, 89, warga Kampung Leuwibandung, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot. Moja terjebak di rumahnya yang juga terendam banjir karena tak mampu berbuat banyak akibat sakit mag akut yang dialaminya.

Sebelum dirinya berhasil dievakuasi untuk dirawat di RS Al Ihsan, tak nampak satu pun sanak keluarga bersamanya ketika ia harus melawan sakit pencernaan yang tengah dideritanya. Sementara itu, ada satu orang korban banjir, warga Kampung Cieunteung, memilih hengkang dari lokasi pengungsian di Kampung Jembatan,Kelurahan Andir, Baleendah.

“Ada salah seorang pengungsi yang sempat ikut mengungsi di sini,tapi ia pergi begitu saja,”ujar Uyay, 45, pengungsi setempat. Padahal, Uyay sendiri melihat warga yang tak diketahui identitasnya itu tengah dalam keadaan sakit. “Saya lihat sendiri dia pergi dengan langkah tertatih-tatih,” ucapnya. Menurut Uyay, hal itu terjadi lantaran kurangnya kontrol yang dilakukan petugas kesehatan ke tempat-tempat pengungsian.

“Sudah dua hari belakangan ini tak ada petugas medis yang datang mengontrol ke tempat pengungsian ini,”beber Uyay. Menanggapi hal ini, Kepala UPTD Kesehatan Kecamatan Baleendah, Evie Rufaidah menyatakan pihaknya senantiasa melakukan upaya jemput bola dengan berkeliling untuk memberikan pelayanan medis.

Dalam sehari, kata Evi, setidaknya para medis mengunjungi lima hingga enam titik lokasi pengungsian. Bahkan Evie memaparkan hingga kemarin pihaknya telah memberikan pelayanan terhadap 5.412 warga korban banjir di Kecamatan Baleendah yang mengidap berbagai penyakit.

Disebutkan dia,penyakit Ispa merupakan penyakit yang paling banyak diderita korban banjir. “Lainnya, rata-rata pengungsi mengidap diare, pegal-pegal, gatal, sakit kepala, mag. Penyakit yang umumnya diakibatkan banjir,” jelas Evie. (iwa ahmad sugriwa)

Rabu, Februari 10

Maulidurrasul Rizki Untuk Pedagang Kecil


Seperti kata pepatah banyak jalan menuju roma. Begitu juga cara kita untuk terus menjalani kehidupan.Masyarakat bawean yang ada di rantau tidak hanya bekerja sebagai tukang dan buruh bangunan saja, di antara mereka ada juga yang berdagang secara kecil kecilan tanpa mengesampingkan peraturan undang undang kerajaan malaysia.ketika(red)
berkunjung kesalah sebuah rumah di kampung pandan tepatnya lorong c5 dari depan pintu sudah ternampak kertas bertuliskan SSM di dinding rumah yang menandakan itu adalah lesen berniaga.Ketika kami berucap salam keluar seorang wanita separuh baya yang lebih akarab di panggil mak Hannah.Mak Hannah hanya berjualan rujak lontog setiap hari di halaman rumah sewanya. Cara mak Hannah berjualan mengikut keadaan semasa,seperti saat sekarang mejelang peringatan MAULIDURRASUL,beliu lebih tertumpu pada pembuatan Rangghinang(bahasa bawean). Karna lazimnya Rangghinang akan laris di jual pada bulan maulud, berbagai size di betuk untuk memenuhi citarasa pelanggan bermacam model di hasilkan di sesuaikan mengikut kehendak pasaran.Dalam pemperosesan Rangghinang memerlukan kesabaran untuk Rangghinang siap di pasarkan,walau kerjanya tidak rumit tapi memerlukan penjagaan saat penjemuran, kalau tidak di jaga maka akan berdepan dengan turunnya hujan yang akan menjejaskan kuality Rangghinang.Mak Hannah hanya berniaga secara kecil kecilan untuk terus menyarah kebutuhan keluarganya,walau demikian beliau seorang yang gigih dalam bekerja dan patut di contohi untuk masyarakat muda yang lain.

Selasa, Februari 9

Keutamaan Ilmu

بسم الله الرحمن الرحيم
oleh acik roncot


Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah: “Apakah sama antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?” (QS. Az-Zumar: 9)

Dan Allah berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Dan Allah juga berfirman:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Dan katakanlah (wahai Muhammad): “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmuku.” (QS. Thaha: 114)

Dari Muawiah bin Abi Sufyan -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya niscaya Allah akan menjadikannya faham dalam masalah agama.” (HR. Al-Bukhari no. 71, 2948, 6882 dan Muslim no. 1037)

Dari Abu Ad-Darda` -radhiallahu anhu- dia berkata: Aku mendengar Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

مَنْ سَلَكَ سَبِيْلاً يَبْتَغِي بِهِ عِلْماً، سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ. وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتِهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ. وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلًّ شَيْءٍ حَتَّى الْحَيْتَانُ فِي الْمَاءِ. وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاراً وَلاَ دِرْهَماً, إِنَّمَا وَرَّثُْوا الْعِلْمَ, فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Barangsiapa yang menempuh sebuah jalan guna mencari ilmu niscaya Allah akan memudahkan jalannya untuk masuk ke dalam surga. Sesungguhnya para malaikat betul-betul meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena mereka ridha dengan apa yang dia tuntut. Sesungguhnya seorang alim (orang yang berilmu) itu dimintaampunkan oleh segala sesuatu sampai ikan-ikan di lautan. Kelebihan seorang alim di atas abid (ahli ibadah) adalah bagaikan kelebihan yang dimiliki oleh bulan di atas bintang-bintang lainnya. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula perak akan tetapi mereka hanya mewariskan ilmu, karenanya barangsiapa yang mengambilnya (ilmu) maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat besar.” (HR. Abu Daud no. 3642 dan At-Tirmizi no. 2682 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6297)

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia meninggal maka semua amalannya terputus kecuali tiga perkara: Kecuali sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan, atau anak saleh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim no. 1631)


Penjelasan ringkas:

Sebelumnya perlu ditegaskan bahwa semua kata ilmu yang tersebut dan yang dipuji pemiliknya dalam Al-Kitab dan As-Sunnah, maka yang dimaksud di situ adalah ilmu-ilmu agama dan bukan ilmu-ilmu dunia berdasarkan kesepakatan para ulama. Hal itu karena ilmu-ilmu dunia sama seperti masalah dunia lainnya, yakni hukum asalnya tidak mendapatkan pahala dan tidak juga mendapatkan dosa ketika melakukannya.

Kemudian ketahuilah bahwa iman dan ilmu agama mempunyai kedudukan yang besar lagi mulia di dalam agama ini, karenanya Allah Ta’ala mengangkat derajat orang-orang yang beriman di atas orang-orang yang tidak beriman, dan Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman lagi berilmu di atas orang-orang yang beriman tapi tidak mempunyai ilmu terhadap agamanya. Dan kelebihan mereka yang beriman lagi berilmu dibandingkan orang yang beriman tapi tidak berilmu sangat nampak dalam hadits Abu Ad-Darda` di atas yaitu:

1. Dia akan dinaungi oleh para malaikat dengan sayap-sayap mereka.
2. Segala sesuatu akan memintaampunkan dosanya kepada Allah mulai makhluk yang berada di bawah lautan sampai makhluk yang ada di atas langit (para malaikat).
3. Dia diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sementara orang yang hanya beriman tapi tidak berilmu hanya diibaratkan sebagai bintang yang hanya menerangi dirinya sendiri.
4. Mereka adalah pewaris para nabi, dan cukuplah ini menunjukkan keutamaan mereka.
5. Dia bisa mengajarkan ilmunya kepada orang lain, yang dengannya pahala akan terus mengalir kepadanya -sampai walaupun dia telah meninggal- selama ilmu yang diajarkan masih diamalkan oleh orang-orang setelahnya.

Dan kelima perkara ini tidak akan didapatkan oleh orang yang hanya beriman tapi tidak berilmu (ahli ibadah). Karenanya sangat wajar sekali kalau Allah tidak menyamakan kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu karena mereka adalah mujahid yang memperbaiki dirinya, memperbaiki orang lain, dan melindungi agama Allah dari setiap perkara yang bisa merusaknya, berbeda halnya dengan ahli ibadah yang kebaikannya hanya terbatas pada dirinya.

Berkaca dari semua keutamaan di atas, kita tentu akan memahami kenapa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- masih diperintahkan oleh Allah untuk meminta penambahan ilmu agama, padahal beliau adalah makhluk yang paling berilmu secara mutlak. Kalau beliau masih diperintahkan oleh Allah untuk menambah perbendaharaan ilmu beliau dan diperintahkan untuk berdoa meminta tambahan ilmu, maka bagaimana lagi dengan kita?!

Karenanya jika kita telah diberikan minat oleh Allah untuk mendekati ilmu agama -apalagi yang teah terjun di dalam menuntutnya- maka bergembiralah, karena sungguh itu merupakan tanda besar yang menunjukkan Allah ingin kamu mendapatkan kebaikan di dunia dan Dia akan mempermudah jalanmu untuk masuk ke dalam surga, yang mana jalan menuju ke sana adalah perjalanan yang sangat panjang lagi berat

Isnin, Februari 8

Empat Golongan Penyebab Hilangnya Islam



وقال محمد بن الفضل الصوفي الزاهد ذهاب الاسلام على يدي اربعة اصناف من الناس صنف لا يعملون بما يعلمون وصنف يعملون بما لا يعلمون وصنف لا يعملون ولا يعلمون وصنف يمنعون الناس من التعلم قلت الصنف الاول من له علم بلا عمل فهو اضر شيء على العامة فإنه حجة لهم في كل نقيصة ومنحسة والصنف الثاني العابد الجاهل فإن الناس يحسنون الظن به لعبادته وصلاحه فيقتدون به على جهله وهذان الصنفان هما اللذان ذكرهما بعض السلف في قوله احذروا فتنة العالم الفاجر والعابد الجاهل فإن فتنتهما فتنة لكل مفتون فان الناس إنما يقتدون بعلمائهم وعبادهم فإذا كان العلماء فجرة والعباد جهلة عمت المصيبة بهما وعظمت الفتنة على الخاصة والعامة والصنف الثالث الذين لا علم لهم ولا عملوإنما هم كالانعام السائمة والصنف الرابع نواب ابليس في الارض وهم الذي يثبطون الناس عن طلب العلم والتفقه في الدين فهؤلاء اضر عليهم من شياطين الجن فانهم يحولون بين القلوب وبين هدى الله وطريقه فهؤلاء الاربعة اصناف هم الذين ذكرهم هذا العارف رحمة الله عليه وهؤلاء كلهم على شفا جرف هار وعلى سبيل الهلكة وما يلقى العالم الداعي الى الله ورسوله ما يلقاه من الاذى والمحاربة الا على ايديهم والله يستعمل من يشاء في سخطه كما يستعمل من يحب في مرضاته إنه بعباده خبير بصير ولا ينكشف سر هذه الطوائف وطريقتهم إلا بالعلم فعاد الخير بحذافيره الى العلم وموجبه والشر بحذافيره الى الجهل وموجبه

“Telah berkata Muhammad bin Al-Fadhl Ash-Shuufy Az-Zaahid : Hilangnya Islam itu disebabkan oleh empat golongan manusia :

1. Orang yang tidak beramal dengan apa-apa yang ia ketahui.

2. Orang yang beramal dengan apa apa-apa yang tidak ia ketahui (beramal tanpa ilmu).

3. Orang yang tidak beramal dan juga tidak berilmu.

4. Orang yang menghalangi manusia untuk belajar menuntut ilmu.

Aku (Ibnul-Qayyim) berkata :

Golongan Pertama, adalah orang yang mempunyai ilmu namun tidak mau beramal. Mereka ini lebih berbahaya terhadap masyarakat, sebab ia menjadi hujjah bagi mereka dalam setiap kekurangan dan kesulitan.

Golongan Kedua, adalah ahli ibadah namun bodoh (jahil). Manusia berprasangka baik dengannya karena ibadah dan kebaikan yang dilakukannya. Maka mereka pun mengikutinya disebabkan atas dasar kejahilan yang dilakukan oleh orang tersebut.

Kedua golongan di atas telah disebutkan oleh sebagian ulama salaf dengan perkataan mereka : ”Hati-hatilah terhadap seorang ’alim yang fajir dan seorang ahli ibadah yang jahil, karena fitnah keduanya merupakan fitnah bagi setiap orang yang terfitnah”. Sesungguhnya manusia itu akan mengikuti ulama dan ahli ibadah di kalangan mereka. Apabila ulama itu adalah seorang yang fajir (senang bermaksiat) dan ahli ibadah itu adalah seorang yang jahil, maka meratalah musibah (bagi manusia) akibat keduanya. Menjadi besarlah fitnah, baik bagi kalangan tertentu dan juga masyarakat awam.

Golongan Ketiga, adalah orang yang tidak berilmu lagi tidak beramal yang mereka ini seperti binatang ternak.

Golongan Keempat, adalah para utusan Iblis di muka bumi yang (bertugas) melemahkan semangat manusia dalam menuntut ilmu dan ber-tafaqquh fid-diin (mendalami ilmu agama). Mereka ini lebih berbahaya dibandingkan syaithan-syaithan dari golongan jin. Mereka senantiasa memberikan tipu muslihat antara hati-hati manusia dan petunjuk/jalan Allah (yang lurus).

Keempat golongan yang disebutkan oleh Muhammad bin Al-Fadhl – rahmatullaahi ’alaih –, kesemuanya berada pada tepi jurang dan di atas jalan kebinasaan. Dan tidaklah akan ditemui suatu bahaya dan permusuhan yang menimpa seorang yang ’alim yang menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali disebabkan oleh (kejahatan) tangan-tangan mereka. Allah akan menjadikan siapapun yang dikehendaki-Nya (untuk beramal dengan amalan) yang menjadi sebab kebencian mereka terhadapnya sebagaimana Dia akan menjadikan orang yang Dia cintai untuk beramal dengan apa-apa yang menjadi keridlaan-Nya. (Allah ta’ala telah berfirman : ) ”Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-Nya lagi Maha Melihat” (QS. Asy-Syuuraa : 27). Tidak ada yang dapat menyingkap rahasia dan thariqah golongan-golongan ini kecuali dengan ilmu. (Dengan hal itu), maka kembalilah kebaikan dengan segala unsurnya kepada ilmu dan segala pendorongnya; dan kembalilah kejelekan dengan segala unsurnya kepada kebodohan dengan segala pendorongnya pula”

Share |

Buku Cerita Bawean