Selasa, November 3

Pascagempa, Beginilah Sumbar Mempromosikan Wisatanya



Jam Gadang merupakan salah satu ikon wisata Sumatera Barat. Jam ini merupakan bangunan semacam tugu setinggi 26 meter dengan bulatan jam di keempat sisi bagian atasnya.


PADANG. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan meningkatkan promosi wisata untuk memulihkan kondisi pariwisata pascagempa 7,9 skala Richter yang melanda provinsi itu pada 30 September 2009. "Kami mendapat dukungan penuh dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk melakukan promosi," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar James Hellyward di Padang,

Dia menyatakan, peningkatan promosi wisata dilakukan, baik untuk meyakinkan para wisatawan domestik maupun mancanegara bahwa Sumbar masih dapat dikunjungi. Untuk promosi di tingkat domestik, pada awal November, Dinas Pariwisata Sumbar akan mengundang para wartawan nasional untuk berwisata di sejumlah obyek wisata di provinsi tersebut.

"Mereka akan dibawa tidak hanya ke daerah yang tidak terkena gempa, tapi juga daerah-daerah yang parah ditimpa gempa," kata James. Dia berharap kehadiran para wartawan tersebut dapat mempromosikan obyek wisata di Sumbar ke tingkat nasional.

Untuk promosi ke luar negeri, James mengatakan bahwa Dinas Pariwisata Sumbar akan beraudiensi dengan agen perjalanan wisata dan jurnalis di Kuala Lumpur pada minggu kedua November 2009. Diharapkan, para wartawan asing pada minggu ketiga November bisa berkunjung ke Sumbar.

James juga mengatakan bahwa berbagai bentuk promosi dan kegiatan yang sudah diprogramkan selama ini tetap berjalan. "Kami masih promosi dengan memasang billboard di Bali," kata dia. Menurut dia, Sumbar pada tahun ini juga tetap melaksanakan promosi ke Belanda.

Sementara itu, berbagai kegiatan di tingkat daerah dan nasional tetap dilaksanakan, misalnya pameran di Solo, Batam Expo, Festival Tari Piring di Padang, dan Festival Mentawai di Padang pada Desember.

Pascagempa berkekuatan 7,9 skala Richter, kunjungan wisata ke Sumbar dikhawatirkan akan menurun. Gempa mengakibatkan sejumlah hotel di Padang rusak berat, demikian juga dengan infrastruktur publik.

0 komentar:

Catat Ulasan

Share |

Buku Cerita Bawean