Rabu, November 17

KISAH DAN SEJARAH PULAU PUTERI


Jangan membuka sewe. Kalau belum mengukir langit. Dan jangan mengukir langit Kalau belum mengusai ilmu lahir batin. Maksud ungkapan tersebut adalah:Jangan kawin sebelum merantau. Dan jangan merantau kalau belum mengusai ilmu lahir yakni mengusai ilmu bela diri dan memiliki ilmu batin: yaitu tamat ilmu alquran paham kitab dan teguh keimanan sebagai bekal kelak. Karena pitutur itulah, kegemaran merantau masyarakat bawean sejak permulaan abad ke-18 berlangsung hingga kesaat ini. Di perkirakan di singapura saja berjumlah 75.000 jiwa, sadangkan di malaysia sekitar 125.000 jiwa .Dan karena penuturan itu pulalah, prantau bawean tau bagaimana harus bersikap dan bergaul bersesuaian di negeri orang.Mereka hidup sopan dan jarang terdengar berbuat onar.K eahlian bermain pencak silat bukan untuk mecari musuh tetapi sebagai pembela diri bila dirasa sangat terpaksa.Namun bersamaan dengan perginya orang -orang bawean, lama kelamaan hilang pulalah kekayaan budaya kita, sunguhpun namun pasti mereka yang pulang kampung banyak yang membawa budaya luar.Mengapa tidak?!sebab kita sudah tidak lagi mendengar suara anak anak meniup terompet dari batatng padi yang di rangkai dengan daun kelapa pada saat panen usai. kita tidak dapat menikmati terangnya bulan sambil melihat anak anak kampung bercanda ria di halaman rumah, bermain pal palan bermain sudur dan lain sebagainya "Dhungka"telah lama sirna terhapus oleh deri mesin penggiling padi."Korcak"dan "Samman"nyaris tidak tersisah sebab tergeser oleh orkes dan bioskop. Waktu terus bergulir tanpa ada yang mampu menahannya begitulah buadaya nenek moyang kita terus hilang satu persatu dalam kehidupan anak cucu kita yang tertinggal hanya cerita dalam lipatan sejarah yang hanya akan terus di kenang.untuk itu marilah kita bersama sama mendalami cerita tentang tanah kelahiran kita Bawean yang tertuang dalam cerita yang berjudul( KISAH DAN SEJARAH PULAU PUTERI)bersambung di bagian 2

0 komentar:

Catat Ulasan

Share |

Buku Cerita Bawean