Isnin, Oktober 19

KRIMINAL



[ Senin, 19 Oktober 2009 ]
Syaifuddin Zuhri Rayu Sonny-Afham Jadi Pengantin
JAKARTA - Mabes Polri kemarin melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah kos Syaifuddin Zuhri di Ciputat. Tiga orang yang ditangkap, yakni Fajar Firdaus, Sonny Djayadi, dan Afham Ramadhan, diikutkan da­lam rekonstruksi itu.

"Mereka menjadi tersangka de­ngan dugaan menyembunyikan pe­laku terorisme," ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak. Sonny dan Afham mem­bayar kos itu secara patungan. Jumlahnya Rp 437 ribu sebulan. "Mereka tahu dan sadar bahwa dua orang itu buron polisi," kata Sulistyo.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos, Sonny dan Afham sudah lama kenal Syaifuddin, sekitar dua tahun. "Ada taklim yang mereka ikuti secara rutin per minggu. Pembinanya Syaifuddin itu," kata sumber Jawa Pos. Sonny bahkan sempat dirayu Syaifuddin agar menjadi ''pengantin" Namun, ahli IT yang dikenal cer­das itu menolak.

"Karena gagal merekrut Sonny, sasaran berikutnya Dani Dwi Permana dan Ikhwan Maulana alias Nana (pengebom Mega Ku­ningan)," kata sumber itu. Sonny dianggap mempunyai ak­ses yang lebih luas dibanding Dani. Afham juga sempat di­dekati. Keduanya bahkan sempat diajak rihlah (perjalanan) ke Pun­cak, Bogor.

Di sana Syaifuddin memperlihatkan keterampilan diri kepada Afham dan Sonny. Di antaranya, melempar pisau. Afham bahkan sempat belajar cara melempar pi­sau tepat sasaran.

Ketika keduanya menolak menjadi pengantin dan tidak mau di­baiat, panglima pengganti Noor­din M. Top itu tidak marah. Syai­fuddin justru menyuruh Sonny agar terus bekerja di BPPT sebagai ho­norer. "Suatu saat tenaga antum akan sangat berguna untuk jihad," kata Syaifuddin seperti ditirukan Sonny dalam pengakuannya di depan penyidik.

"Keduanya ragu-ragu. Mereka belum siap mental. Tapi, saat ramai diberitakan bahwa Syaifuddin DPO, mereka sempat cemas," katanya.

Kecemasan itu bertambah saat Fajar membawa Syaifuddin dan Syahrir ke kos mereka. "Mereka minta jaminan agar aman. Oleh Syaifuddin diyakinkan. Di antaranya dengan ditunjukkan bom tangan," katanya.

Sekarang ketiganya menjadi kunci Densus 88 mengurai jaringan mahasiswa binaan Syaifuddin. "Setidaknya petanya sekarang lebih jelas. Jumlahnya terus dihitung," perwira menengah itu.

Saat olah TKP di rumah kos Jalan Semanggi Dalam I, RT 2/3, Ci­putat Timur, Cempaka Putih, Ci­putat, Tangerang, kemarin, petugas Puslabfor Mabes Polri dan Tim Densus 88 menghadirkan lan­g­sung Sonny, Afham, dan Fajar.

Dalam reka ulang tersebut Sonny mengenakan kemeja hijau tangan panjang, Afham mengenakan kaus putih, dan Fajar memakai baju abu-abu. "Lebih dari 25 adegan sesuai dengan di lokasi kejadian," kata petugas Labfor Mabes Polri Kombes Amri Kamil.

Warga sekitar tampak antusias menyaksikan reka ulang tersebut. Sebagian terus berteriak mencemooh ketiga tersangka.

Dengan mengendarai taksi biru (Blue Bird Group, Red), Syaifuddin Zuhri dan M. Syahrir dibawa oleh Sonny. Taksi itu berhenti di se­kitar lapangan bola. Lalu Sonny mengantar keduanya ke tempat kos.

Ketika turun dari taksi, Syaifuddin menenteng tas berukuran besar. Sonny terlihat beberapa kali tertunduk malu dan menyembunyikan tangan yang diborgol petugas Densus 88. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah itu tampak begitu lemas dalam mengikuti adegan reka ulang.

"Saat penyergapan oleh polisi, Sonny, Fajar, dan Afham tidak ada di lokasi kejadian," kata kuasa hukum tiga tersangka, Asludin. Ditanya soal bahan peledak di lokasi kejadian, Asludin berkelit. Dia meminta wartawan mengonfirmasikan langsung ke polisi.

"Dalam pemeriksaan polisi semuanya sesuai prosedur," kata­nya. Rencananya, proses reko­ntruksi juga dilakukan di Bekasi saat Fajar dan Afham tertangkap. (rd/ibl/jpnn/iro)

0 komentar:

Catat Ulasan

Share |

Buku Cerita Bawean