Pada setiap hari minggu dalah hari rutin para muda mudi anak keturunan bawean melakukan majlis perkawinan. Hari minggu di pilih karna pada hari itu semua orang jarang yang bakerja karna pada hari itu cuti hujung minggu jadi kesempatan tersebut di pergunakan untuk membuat majlis,(kenduri kawin). Majlis perkawinan secara tidak langsung menjadi sarana silaturrahim orang orang bawean, semua sanak saudara yang dari dekat maupun yang dari jauh semua berkumpul menghadiri acara tersebut.Konsep masakan tradisional bawean tetap di sajikan di mana saja orang bawean berada pada setiap acara majlis perkawinan pasti ada LATO,(sejenis rumput laut rasa sedikit asin bisa terus di makan) sakor sakor LATO menjadi ciri khusus dalam acara majlis perkawinan bawean rantau. Mungkin di bawean LATO tidak begitu berarti namun di malaysia LATO yang menjadi ciri dari etnik bawean, LATO akan terus ada dan ada di setiap majlis walau cara mendapatkannya sangatlah susah selain masakan ,seni budaya bawean juga tidak ketinggalan, dalam seni bela diri atau dikenali pencak panganten. Peancak dan kompang (kercengan)senantiasa bergema menjelang kedatangan pengantin lelaki. Inilah kegigihan masyarakat bawean dalam mempertahankan budaya yang ada ,sekarang tinggal tugas kita untuk membekali generasi muda budaya bawean supaya nantinya senibudaya bawean tidak hanyut,tenggelam oleh arus zaman.
0 komentar:
Catat Ulasan