This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, Mac 30

PENYIAR ISLAM DI PULAU BAWEAN

Tersebutlah seorang anak manusia bernama Pangeran Perigi yang kemudian dikenal dengan sebutan Maulan Umar Masud. Maulana Umar termasuk cucu Sunan Derajat, yaitu anak kedua dari Susuhunan Nojo Agung atau putra Sayid Zainal Alim yang tertua.Tetapi ada pula sumber lain yang menyebutkan bahwa Maulana Umar Masud berasal dari campa,yang jelas Maulana Umar Masud datang ke Bawean lewat Madura sekitar abad ke 16.Beliu datang kemadura dalam rangka mendampingi saudaranya Pangeran Sekara yang menjadi pengantin dengan putri Cakraningrat.Raja Bangkalan yang berkedudukan di Arosbaya Madura. Pangeran Sekara terus menetap di sana sedang Maulana Umar Masud melanjutkan perjalanannya menuju arah utara dengan menaiki ikan kocol sehingga mendarat di pulau Bawean tepatnya di TAJHUNG GHEENG Dusun Kumalasa. Setibanya di sana UMar Masud tidak terus menyiarkan agama islam, tetapi yang pertama tama di lakukannya adalah mempengaruhi penduduk setempat dengan sikap bergaulnya yang ramah tamah serta penuh dengan kearifan dan bijak sana, sehingga dalam masa yang singakt beliu sudah di senangi oleh masyarakat dan semua orang yang kenal dengannya sudah menaruh kepercayaan kepada pemuda Umar Masud.Tatkala itu Bawean di kuasai oleh Raja Babiliono yang istananya berpusat di Panaghi. Raja Babiliono mempunyai kegemaran memiara babi sehingga beliau mempunyai beratus ratus ekor babi,di perkirakan babi yang ada hingga kesaat ini merupakan sisa sisa piaraan Raja Babiliono,itulah sebabnya raja itu di sebut Raja Babi.Raja babi telah lama berkuasa di Pulau Bawean karena beliau mat di patuhi oleh rakyatnya.Tapi sayang ia masih menganut Agama kafir, keadaan ini terdengar pula oleh pemuda Umar Masud. Maka dengan itu tergeraklah hati Umar Masud untuk mengislamkan sang Raja........... Bersambung bagian 2
Published with Blogger-droid v1.6.8

Isnin, Mac 28

Buruh maut tergelincir bumbung sekolah


GAMBAR anak panah menunjukkan tempat Kismantio terjatuh dari bumbung tingkat tiga bangunan asrama Sekolah Menengah Sains Sultan Mahmud, Kuala Terengganu semalam.


KUALA TERENGGANU - Seorang buruh warga Indonesia sempat melaungkan 'Allahu Akhbar' sebelum dia maut selepas tergelincir dari bumbung tingkat tiga bangunan asrama Sekolah Menengah Sains Sultan Mahmud yang dalam pembinaan di sini semalam.

Ketika kejadian pada pukul 9.30 pagi itu, mangsa yang dikenali sebagai Kismantio, 28, sedang menjalankan kerja-kerja pembinaan di atas bumbung bangunan itu.

Mangsa yang berasal dari Jawa Timur cedera parah dan meninggal dunia di tempat kejadian.

Isnin, Mac 14

ku mencoba

Setelah sekian lama saya meninggal site ini akhirnya saya kembali menemui pembaca yang senantiasa setia mengikuti setiap berita yang kami upload kiranya pembaca tidaklah merasa bosan dengan apa yang kami berikan dalam pengadaan pemberitaan kami selalu berharap apapun komen dan masukan anda amat kami harapkan untuk kami lebih menjamin setiap berita yang kami sajikan
Published with Blogger-droid v1.6.7

Jumaat, Disember 3

PR Buat Sambari Qosim : Renstra Pembangunan Pulau Bawean


Media Bawean, 3 Desember 2010

Oleh : Fauzi Ra'uf*

Seratus hari pertama tugas bupati – wakil bupati kita yang baru, berlalu. Bupati – wabup yang menang lewat meja Mahkamah Konstitusi ini berkunjung ke Bawean. Meriah dan menebarkan optimisme, sekalipun pasangan ini tidak banyak memperoleh suara, tetapi penyampaiannya di berbagai kesempatan amat menjanjikan dan mempesona seluruh warga. Sudah lazim, warga Bawean amat menghormati pimpinannya, sekalipun pada saat pemilihan, mayoritas mereka tidak memilih pasangan ini. Saya berharap semuanya kelak menjadi nyata. Agar kekecewaan kita tidak berulang dari pemilu ke-pemilu.

Memang, gebrakan dalam 100 hari ini cukup menjanjikan; perbaikan listrik dan penurunan tarip kapal, perbaikan jalan lingkar, dirasakan masyarakat sebagai episode awal dari langkah pasangan ini. Sekalipun sebenarnya, untuk beberapa hal, sudah ditetapkan pada era rezim sebelumnya. Kita berharap rencana pengadaan kapal yang lebih layak dan pemerataan listrik akan segera terwujud, tidak hanya sekedar retorika politik seperti yang sudah-sudah. Upaya seratus hari pertama ini bisa disebut simbolisasi dari keseriusan bekerja dalam waktu lima tahun kedepan, sekalipun masih harus dibuktikan nanti. Seratus hari bukanlah apa-apa dibanding lima tahun. Tidak ada artinya serius dalam seratus hari, tetapi tidak dalam ratusan hari lainnya. Tapi tak apalah, kita ikuti saja "mithos 100 hari" ini.

Tumpukan masalah telah menunggu khidmat dari pemimpin baru kita ini. Banyak tokoh masyarakat Bawean yang meneriakkan " L JK" (listrik, jalan dan kapal) untuk hal-hal yang paling mendesak dan tidak boleh ditunda-tunda. Saya ingin mengusulkan model pembangunan P.Bawean yang lebih bijak sesuai dengan norma pembangunan pada umumnya. Sejak dulu, cukup banyak usaha untuk membangun Bawean, tapi banyak juga yang gagal dan tidak berkelanjutan. Mengapa ? karena semuanya tidak didasarkan atas perencanaan dan strategi yang mapan. Contoh yang paling nyata adalah pembangunan jalan lingkar, dermaga, perikanan /TPI Sangkapura dll. Sudah jamak diketahui bahwa "penyakit" paling berbahaya bagi jalan beraspal adalah air, tetapi dari waktu ke waktu, "penyakit" tersebut tidak ditangani dengan baik.

Menurut saya, yang pertama-tama harus dilakukan oleh Pemda Gresik dalam kaitan ini adalah membuat RENSTRA (rencana dan strategi) pembangunan Pulau Bawean, jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sepanjang pengetahuan saya, Ini tidak pernah dibuat oleh bupati – bupati sebelumnya. Mungkin sudah dibuat Renstra untuk pembangunan kabupaten Gresik secara keseluruhan. Tetapi untuk P.Bawean, harus dibuat secara khusus. Mengapa ?

Pertama, letak geografis Bawean yang notabene merupakan wilayah kepulauan, tidak bisa disamakan dengan Gresik daratan. Biaya hidup, harga kebutuhan pokok dan upah tenaga kerja di pulau ini jauh lebih tinggi dari pada Gresik daratan. Jika ada dua buah proyek yang sama dengan bugjet yang sama pula, yang satu diadakan di Bawean dan yang satunya lagi di Gresik daratan, kwalitas yang di Gresik daratan pasti lebih baik daripada yang di Bawean. Karena perbedaan harga barang-barang kebutuhan dan upah tenaga kerja.

Kedua, perbedaan etnis dan kultur. Masyarakat Bawean berasal dari berbagai etnis yang beragam dengan berbagai karakternya masing-masing. Ada yang berasal dari Bugis-Mandar, Palembang (kemas), Madura, Jawa, disamping Bawean sendiri. Kelompok – kelompok etnis ini berbaur dalam lokus yang relatif kecil, tetapi tidak pernah terdengar ada konflik yang berbau sara misalnya. Menghadapi masyarakat multi etnik yang demikian, tentu memerlukan pemahaman dan pola yang berbeda daripada yang diterapkan di Gresik daratan. Salah satu kegagalan pemerintahan sebelumnya dalam pembangunan Pulau Bawean adalah pada tingkat komunikasi. Mereka gagal menyelami dan memahami karakter masyarakat Bawean yang terus terang, kristis, mandiri dan tidak mudah dipengaruhi. Kebiasaan merantau, wawasan dan pengalaman yang luas, juga merupakan faktor lain yang membentuk karakter khas dan kepercayaan diri yang terkadang berlebihan dari masyarakat Bawean. Itulah mengapa Bupati (Robbach Ma'shum), dalam sepuluh tahun menjabat, tidak pernah harmonis dan bahkan sering berbeda pendapat dengan hampir seluruh tokoh masyarakat Bawean, dan karenanya pula beliau lebih banyak menyerahkan urusan Bawean kepada wakilnya.

Ketiga, perbedaan tingkat mobilitas. Ini juga akarnya dari kondisi georgafis. Awalnya, tentu saja karena kesulitan mencari penghidupan yang cukup di tanah Bawean. Lalu mereka merantau mencari penghidupan di bumi Allah yang lain. Bagi orang Bawean, laut adalah segala-galanya. Kalau saudara-saudara kita di gresik daratan bisa menikmati perjalanan darat di atas aspal yang mulus dengan banyak akses, masyarakat Bawean hanya memiliki satu-satunya akses yang resmi, yaitu lewat pelabuhan Gresik. Mobilitas yang tinggi ini juga yang menyebabkan harapan warga Bawean akan perbaikan, relatif agak tinggi. Mereka mudah sekali membandingkan fasilitas dan infra struktur yang ada di Bawean dengan apa yang mereka rasakan di perantauan. Infra struktur dan pelayanan kesehatan yang ada di Bawean, misalnya, mereka bandingkan dengan apa yang mereka rasakan di Kuala Lumpur atau di Singapore. Karena itu, mereka sering merasa kecewa. Komandan kita yang baru ini, harus bisa memahami psikologi para Boyanese ini dengan arif, tidak dengan sinis apalagi dengan olok-olok.

Renstra yang saya maksud memuat langkah-langkah, arah dan kerangka kerja yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan. Dalam penyusunannya nanti juga harus mempertimbangkan aspirasi masyarakat Bawean sendiri, terutama tokoh-tokoh masyarakat, ormas dan elemen-elemen lainnya. Saya ingin mengusulkan, dalam Renstra itu nanti harus ada rumusan yang mengatur tentang tata ruang dan planologi Bawean. Ini mendesak dilakukan, oleh karena dalam dua puluh tahun terakhir ini, pembukaan pemukiman baru terjadi secara besar-besaran, seiring dengan membanjirnya pendatang baru di pulau ini. Konon, sejak beberapa tahun lalu, di Bawean sudah tidak ada lagi hutan lindung, yang ada hanya hutan produksi. Kalau dunia mengenal pulau ini dengan spiesisnya yang unik, yaitu rusa Bawean, maka menurut informasi dari para peneliti dari UGM Yogyakarta, populasinya sudah jauh menurun. Penyebabnya, tentu karena areal tempat hidupnya semakin sempit, terdesak oleh pemukiman penduduk. Sebab lainnya, karena kayu bulu, makanan favoritnya juga sudah banyak yang ditebangi.

Jadi dalam planologi itu nanti akan diatur pemetaan ruang-ruang, berdasarkan kepentingan bersama dan jangka panjang. Apalagi, konon pemerintah akan segera "membuka" pulau ini menjadi tempat wisata. Pada planologi itu, akan ditentukan area-area yang bisa dikembangkan untuk wisata, baik laut, pantai maupun pegunungan. Ada kawasan khusus untuk hotel, cottage, tempat hiburan dan semacamnya. Jalan-jalan yang menghubungkan berbagai tempat penting juga mesti direncanakan dan ditata sejak awal.

Dalam beberapa dekade terakhir, Bawean kebanjiran para pendatang, yang sebagian besar bertujuan mengais rizki di pulau ini. Tanpa bermaksud menggebyah uyah, sebagian besar mereka memang bekerja keras sesuai niatnya, tetapi tidak jarang pula yang menebar masalah. Keramahan warga Bawean terhadap tamu, dimanfaatkan oleh segelintir mereka untuk melakukan tindak kriminal seperti pencurian, perjudian dan sebagainya. Warga Bawean yang sudah sejak lama biasa menaruh barang-barang keperluan kerja sehari-hari di luar rumah menjadi tidak nyaman, karena sering hilang. Para pendatang ini juga mendirikan pemukiman-pemukiman di tempat-tempat yang tidak semestinya, tanpa mengindahkan aspek keindahan dan kenyamanan.

Renstra tersebut diinisiasi oleh pemerintah dengan menyerap aspirasi dari berbagai elemen masyarakat. Para Ulama, Kyai, tokoh masyarakat, pemuda, yang berasal dari ormas, partai politik, pemerintah (Kecamatan dan Desa), LSM dan sebagainya amat penting diajak untuk memberi masukan dalam penyusunan Renstra tersebut. Kesalahan sebelumnya tidak boleh terulang lagi, yaitu bahwa pemerintah hanya mendengar suara rakyat Bawean dari dari wakil-wakil resmi (DPRD) yang sarat kepentingan dan konflik. Dalam kondisi perpolitikan yang carut marut seperti sekarang, aspirasi dan suara hati rakyat terkanalisasi tidak hanya pada jalur-jalur resmi, tetapi lebih banyak pada elemen-elemen non-negara.

Oleh : Fauzi Ra'uf : Mantan Ketua PCNU Bawean

Jumaat, November 19

ASAL USUL BAWEAN


Bawean merupakan sebuah pulau kecil yang dikitari oleh pulau pulau yang lebih kecil seperti: pulau noko,pulau selayar,gili,nusa,karangbila dan cina.Dihuni 68 ribu jiwa dengan mata pencaharian sebagian besar nelayan dan bertani yang tregabung dalam satu suku bangsa yakni suku bawean.Pulau yang luasnya kira2: 200km2 ini berada kurang lebih dua belas mil laut atau 120 km sebelah uatara kota gresik. Sejak tahun 1974 pulau bawean termasuk kabupaten gresik, yang sebelumnya berada dibawah kekuasaan surabaya.Pulau bawean terdiri atas dua kecamatan,30 desadan sekitar 143 dusun.Bwean dikenal oleh masyarakat antarabangsa karna dua hal yaitu karena mempunyai produksi anyaman tikar yang khas dan karena mempunyai satu jenis rusa yang tiada duanya di dunia yaitu AXIS KUHLI(rusa bawean)selain itu bawean dikenal karna kebiasaan masyarakatnya yang suka merantau.Terutamanya pemudanya sangat gemar merantau baik di dalam negari atau keluar negara "Belum di anggap dewasa jika putra bawean belum pernah mengijakkan kaki ke negara orang".Mengapa mereka suka merantau?yang pertama karena pulau bawean merupakan daerah kecil terpencil jauh dari keramaian kota dan di kelilingi laut.Letak geokrafis ini yang memaksa penghuninya untuk berusaha mencari kehidupan yang lebih layak di negeri orang.Jika ditelusuri asal usulnya , penduduk bawean benar benar berasal dari banyak suku bangsa, ada yang berasal dari sulawesi,bigis, palembang,madura, bajarmasin,jawa dan lain sebagainya. EMANUEL SUBANGUN,wartawan KOMPAS jakarta, beliau pada tahun 1976 datang ke bawean kemudian menulis di harian KOMPAS yang antara lain mengemukakan bahwa jawa ditambah sumatra ditambah kalimantan ditambah sulawesi dan irian samadengan bawean, merupakan kristalisasi dari banyak suku bangsa di nusantara. hal ini dapat di ketahui dari pradeban, kebudayaan dan kesenian yang tersebar di bawean, dari segi bela diri misalnya :ada pencak ada kunto,silat,gelut atau gulat,tembung,tikpi, dan main pedang.Dari kesenian ada bermacam kesenian (walau saat ini sudah tidak lagi di gemari)antaralain jibul,samman,remo,orkes melayu,hadrah, kercengan,zamrah dll, namun hingga ke saat ini bawean belum memiliki seni budaya yang tetap.Pada mulanya pulau ini bernama"pulau mejeti"atau 'pulau majdi"yang berasal dari bahasa arab yang artinya uang logam,disebut demikian karna bentuk pulau ini bulat seperti uang logam.Tapi mengapa akhirnya bernama Bawean?ceritanya demikian"pada masa kerajaan majapahit berada pada saat ke emasannya ia bermaksud untuk menyatukan nusantara maka dikirimlah seluruh armadanya untuk berlayar menuju daerah yang nanjauh disana ternyata dari sekian banyak armada yang dikirim ada yang mendapat kemalangan perahu mereka di serang badai di laut jawa dan akhirnya mereka yang terselamat terdampar di sebuah pulau,dari rasa yang sangat girang karna terselamat,tanpa sengaja terlontarlah kata dari ketua pasukan "BA-WE-ANyang berasal dari bahasa sangsekerta "BA"artinya sinar"WE"artinya matahari "AN"artinya ada, yang bermaksud ADA SINAR MATAHARI.Kini mereka hidup di pulau yang baru mereka kenal dengan penuh kebahagiaan karna baru saja terselamat dari maut dengan nama itulah mereka menyebut pulau itu BAWEANyang lambat laun panggilan majeti atau majdi tidak terdengar lagi

Rabu, November 17

KISAH DAN SEJARAH PULAU PUTERI


Jangan membuka sewe. Kalau belum mengukir langit. Dan jangan mengukir langit Kalau belum mengusai ilmu lahir batin. Maksud ungkapan tersebut adalah:Jangan kawin sebelum merantau. Dan jangan merantau kalau belum mengusai ilmu lahir yakni mengusai ilmu bela diri dan memiliki ilmu batin: yaitu tamat ilmu alquran paham kitab dan teguh keimanan sebagai bekal kelak. Karena pitutur itulah, kegemaran merantau masyarakat bawean sejak permulaan abad ke-18 berlangsung hingga kesaat ini. Di perkirakan di singapura saja berjumlah 75.000 jiwa, sadangkan di malaysia sekitar 125.000 jiwa .Dan karena penuturan itu pulalah, prantau bawean tau bagaimana harus bersikap dan bergaul bersesuaian di negeri orang.Mereka hidup sopan dan jarang terdengar berbuat onar.K eahlian bermain pencak silat bukan untuk mecari musuh tetapi sebagai pembela diri bila dirasa sangat terpaksa.Namun bersamaan dengan perginya orang -orang bawean, lama kelamaan hilang pulalah kekayaan budaya kita, sunguhpun namun pasti mereka yang pulang kampung banyak yang membawa budaya luar.Mengapa tidak?!sebab kita sudah tidak lagi mendengar suara anak anak meniup terompet dari batatng padi yang di rangkai dengan daun kelapa pada saat panen usai. kita tidak dapat menikmati terangnya bulan sambil melihat anak anak kampung bercanda ria di halaman rumah, bermain pal palan bermain sudur dan lain sebagainya "Dhungka"telah lama sirna terhapus oleh deri mesin penggiling padi."Korcak"dan "Samman"nyaris tidak tersisah sebab tergeser oleh orkes dan bioskop. Waktu terus bergulir tanpa ada yang mampu menahannya begitulah buadaya nenek moyang kita terus hilang satu persatu dalam kehidupan anak cucu kita yang tertinggal hanya cerita dalam lipatan sejarah yang hanya akan terus di kenang.untuk itu marilah kita bersama sama mendalami cerita tentang tanah kelahiran kita Bawean yang tertuang dalam cerita yang berjudul( KISAH DAN SEJARAH PULAU PUTERI)bersambung di bagian 2

Rabu, November 10

Obama Mau Makan Soto Ayam Pinggir Jalan



Rabu, 10 November 2010 | 06:36 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Empat tahun lebih kurang si kecil Barry (julukan akrab Presiden Amerika Serikat Barack Obama) hidup di Jakarta dan belajar di sekolah Katolik SD Fransiscus Asisi di Tebet serta Sekolah Dasar Negeri 1 (SD Besuki) di Menteng. Atas pengalamannya hidup di Jakarta sampai usia 10 tahun sejak 1967 ini, banyak orang Indonesia berharap Obama akan melakukan banyak hal untuk Indonesia.

Berikut ini petikan wawancara tertulis Kompas dengan Obama, Selasa (9/11/2010), semasa Presiden Amerika Serikat ini masih melakukan kunjungan tiga harinya di India.

Bagaimana perasaan Anda bisa datang lagi ke Indonesia?

Pulang kampung nih! (I’ve come back to my hometown!) Saya melewatkan sebagian masa kecil saya yang indah di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia menjadi bagian dari diri saya....

Saya sungguh senang bisa kembali di negeri yang indah ini dan menunjukkan kepada Michelle kota tempat dulu saya pernah tinggal.

Kalau saja bisa, suatu ketika nanti pengin saya kembali ke sini sebagai warga biasa sehingga saya bisa berjalan-jalan dengan bebas, mengunjungi teman-teman lama, dan berhenti di pinggir jalan untuk makan soto ayam....

Meskipun demikian, kepentingan AS yang kuat dan berkembang di Indonesia tidak berakar dari perasaan pribadi saya. Akan tetapi, atas dasar kepentingan timbal balik antara dua negara dan atas dasar nilai-nilai bersama.

Indonesia adalah negeri dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dan negara demokrasi terbesar ketiga yang berperan penting di kelompok negara-negara G-20, serta di berbagai institusi global dan regional. Banyak tantangan internasional, seperti menjaga lingkungan, tak bisa diatasi tanpa kontribusi aktif dari Indonesia.

Lebih dari itu, baik AS maupun Indonesia sama-sama berbagi nilai-nilai, termasuk komitmen akan pemerintahan yang demokratis, serta dedikasi untuk toleransi dan pluralisme bagi rakyat dengan berbagai suku dan agama, yang sama-sama bertujuan membentuk satu bangsa yang hidup dalam harmoni.

Jadi, AS mempunyai taruhan besar dalam kesuksesan di Indonesia, dan juga melalui Kemitraan Komprehensif yang baru di antara AS dan Indonesia. Kami akan mengupayakan hal-hal yang bisa membantu Indonesia agar makmur dan berkembang lebih kuat.

Lalu, apa yang bisa diharapkan oleh rakyat Indonesia dengan kunjungan Anda kali ini?

Saya berharap kunjungan saya kali ini bisa meyakinkan rakyat Indonesia bahwa AS memandang Indonesia sebagai seorang teman yang menaruh perhatian lebih besar dari sebelumnya untuk meningkatkan hubungan kedua negara.

Kami banyak belajar dari Indonesia, sebagai sesama negara demokrasi, sebagai sebuah bangsa yang merengkuh warga dari banyak suku dan agama, yang mewarisi dari sebuah warisan budaya yang kaya.

Saya masih berharap akan melanjutkan pembicaraan dengan Presiden (Susilo Bambang) Yudhoyono serta mendengarkan advis-nya. Saya juga berharap bangsa Indonesia akan melihat Kemitraan Komprehensif yang baru saja kami bangun sebagai awal dari era baru dari hubungan kedua negara.

Dan akhirnya, penanganan ekonomi serta pertumbuhan Indonesia yang dinamis menyuguhkan kesempatan baik untuk (mewujudkan) perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan dalam kemitraan bisnis dengan pebisnis-pebisnis Amerika Serikat.

(Kami) berharap juga akan iklim bisnis yang lebih baik, terutama di wilayah penegakan hukum dan akses yang lebih terbuka sehingga akan menarik lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, serta akan berkontribusi bagi keberhasilan ekonomi Indonesia yang lebih besar lagi.... (*/OSD/MON/SHA)

Share |

Buku Cerita Bawean