Sebenarnya, peraturan mengharuskan dokumen tersebut sudah harus dibuka ke public (declassified) beberapa tahun lalu. Hanya, setiap kali direktur CIA membawa dokumen tersebut ke Gedung Putih untuk dilegalkan, semua presiden AS selalu memutuskan dokumen tersebut tetap menjadi rahasia penting.
Fakta itu tersebar ke publik beberapa hari lalu karena pembocoran. Dokumen bernomor sandi B-1515-147 dengan map plastik berlabel tulisan ‘Sangat Rahasia’ itu dicuri Razik Hythloday, seorang agen CIA keturunan Palestina. Hythloday dikabarkan membelot karena merasa negaranya, AS, sama sekali tidak memberikan perhatian kepada nasib bangsa Palestina.
Dokumen yang dibuat akhir 1945 itu berisikan pengakuan Paul Tibbets, pilot pesawat pembom B-29 Enola Gay yang mengangkut Little Boy, nama lucu untuk benda pembunuh massal, bom atom.
Pada pukul 00.00, 6 Agustus 1945, Tibbets bersama empat kru Enola lepas landas. Tepat pukul 8.15 waktu Jepang, B-29 telah sampai di atas Hiroshima. Dari ketinggian hampir 10 ribu meter mereka menghitung. Little-Boy yang panjangnya 3 meter dengan berat 4 ton pun dijatuhkan. Dalam hitungan detik, kota Hiroshima lenyap bersama ratusan ribu penghuninya.
Dokumen itu mencatat, lima belas menit sebelumnya, pada ketinggian 15 ribu meter, sebuah ‘pesawat’ mendekati Enola Gay. “Bentuknya seperti cakram, berbahan metal perak menyilaukan, dengan sisi luar yang berputar cepat,” tulis Tibbets dalam pengakuannya di dokumen tersebut.
Tibbets mengaku benda tersebut mencoba melakukan komunikasi. Tidak via radio atau sistem alat komunikasi di pesawatnya. “Mereka seperti melakukan telepati menembus helm yang kami pakai,” kata Tibbets. Komunikasi telepati itu dilakukan kepada semua kru Enola. “Mereka meminta kami membatalkan pemboman.”
Kita tahu, Tibbets tak mengindahkan permintaan itu. “Yang saya pikirkan, nasib kamilah yang akan buruk bila perintah pemboman itu kami batalkan.” Yang membuat Tibbets heran, benda terbang itu tak melakukan apapun untuk memaksakan kehendak mereka. “Mereka segera menghilang begitu kami melepas bom.”
Tibbets mendapat medaliDistinguished Service Cross. Namun kehidupan keluarganya memburuk. Keluarganya hancur. Setelah pensiun pada 31 Agustus 1966, Tibbets meninggal 1 November 2007 di usia 92 tahun dengan pangkat brigjen. Konon, di saat sakaratul mautnya dia berteriak-teriak,” Naga! Naga!”, yang diartikan orang sebagai lintasan ingatannya akan Hiroshima dan Nagasaki.
Dokumen Tibbets itu mengingatkan orang akan dokumen lain yang disimpan CIA, yakni dokumen Roswell. Enam puluh lima tahun lalu, beberapa orang menyaksikan sebuah benda jatuh dari langit di Roswell, New Mexico. Lokasi jatuhnya benda itu segera ditutup tentara, sehingga memancing desas-desus bahwa benda langit itu adalah pesawat dari planet lain alias Unidentified Flying Object (UFO).
Pihak berwenang AS saat itu mengatakan, benda itu hanya radar cuaca yang diterbangkan balon dan jatuh.
Tahun lalu, persoalan itu terkuak kembali. Chase Brandon, mantan intel di unit Clandestine Service CIA mengaku telah membaca dokumen rahasia peristiwa di Roswell tersebut. Menurut Brandon, laporan Roswell itu tersimpan dalam sebuah lemari besi di bagian Historical Intelligence Collection di kantor pusat CIA, Langley, Virginia
"Ada sebuah kotak yang langsung menarik perhatianku. Di situ tertulis satu kata : Roswell," kata Brandon, seperti dikutip Daily Mail. Yang membuat Brandon terkejut, dokumen menegaskan benda itu bukanlah balon radar cuaca. “Itu pesawat dari planet lain di galasi apa dalam jagat raya,” kata dia.
Cerita Brandon diperkuat mantan Juru Bicara Pangkalan AU AS di Roswell, Letnan Walter Haut. Sebelum meninggal, Haut meninggalkan sebuah catatan. Isinya, ada serpihan pesawat asing itu disimpan militer AS di sebuah hanggar beserta beberapa tubuh makhluk asing.
Cerita soal makhluk luar angkasa sebenarnya bisa dirujuk ke masa-masa kejayaan Islam. Dalam kitab klasik tentang astronomi di abad 8 M, 'Wa’dulil Asbun', Syeikh Ta’alima Al Yumi LaAdri, menuliskan pengalamannya berbicara dengan alien. “Mereka unyu-unyu, tapi tak suka memeluk boneka lucu,” kata Syeikh LaAdri. [dsy/ditulis 1 April dari berbagai sumber]
0 komentar:
Catat Ulasan