VIVAnews - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan tidak ada maksud dari institusinya untuk membuka luka lama warga Singapura dengan memilih nama Usman Harun untuk KRI baru mereka. Menurut Untung, pemilihan Usman Harun sebagai nama KRI sudah melalui suatu prosedur yang ketat.
Berbicara kepada VIVAnews, Kamis, 6 Februari 2014, Untung mengatakan bahwa nama Harun Said dan Usman Haji Mohammed Ali dipilih TNI AL karena mereka merupakan pahlawan nasional di bidang maritim.
"Tidak ada maksud untuk membuat orang mengingat kisah lama," kata Untung.
"Pemilihan untuk nama KRI harus memiliki nuansa maritim untuk merepresentasikan TNI AL. Sementara kedua pahlawan nasional itu kan sebelumnya bagian dari Korps Komando AL (KKO)," lanjut dia lagi.
Selain nama Usman Harun, TNI AL, imbuh Untung, turut menggunakan nama Sutomo dan John Lie. Bung Tomo dipilih, karena dia merupakan pejuang yang membangkitkan semangat rakyat Surabaya.
"Sementara pangkalan laut TNI AL kan memang di Surabaya. Sedangkan John Lie dipilih karena sebelumnya dia Laksamana di TNI AL," kata Untung.
Selain diambil dari nama pahlawan nasional, penamaan alutsista TNI AL juga terinspirasi dari nama lainnya. Untung mencontohkan untuk nama kapal selam biasanya akan mengambil nama dari mitologi Dewa-Dewa dalam agama Hindu, seperti RI Tjakra dan RI Nanggala. TNI AL juga kerap mengambil nama dari kota-kota besar di Indonesia, binatang buas, dan nama-nama teluk.
Penamaan Usman Harun sebagai KRI fregat TNI AL yang baru menuai protes dari pemerintah Singapura. Pasalnya, kedua orang yang namanya digunakan di KRI itu adalah pelaku peledakan di Singapura tahun 1965 dan dieksekusi tahun 1968, saat hubungan kedua negara memanas.
Ketika ditanya VIVAnews soal keberatan yang disampaikan Pemerintah Singapura, Untung enggan berkomentar. Dia menyerahkan kepada Kementerian Luar Negeri untuk merespon keberatan Pemerintah Negeri Singa tersebut. (ren)Usman Harun anggauta TNI asal Bawean
0 komentar:
Catat Ulasan