Datuk Abdul Azez bin Sattar atau lebih dikenal sebagai Aziz Sattar (lahir di Bawean, 8 Agustus 1925; umur 86 tahun) merupakan salah seorang seniman serba bisa Malaysia. Ia berkecimpung di bidang seni sebagai aktor, sutradara, pelawak, dan penulis skenario sepanjang kariernya. Kisah hidup Aziz di Tanah Melayu bermula ketika berusia tiga tahun, ketika ia mengikuti ayahnya Sattar Sawal dan ibunya Satimah Jalal hijrah ke Singapura. Dibesarkan di kampung Pasir Panjang, di situlah ia mempunyai dua kawan akrab yang turut menjadi aktor terkenal - Salleh Kamil dan Shariff Dol. Aziz mendapat pendidikan Sekolah Melayu sampai kelas lima. Ia tidak dapat meneruskan pendidikannya akibat pendudukan Jepang di Malaysia. Pada umur 10 tahun, ia yang merupakan pelawak alamiah mulai menyanyi dan menari dalam perhelatan nikah dan kenduri-kenduri di kampung. Dalam usia awal 20-an, ia menjadi pengemudi truk dengan gaji sebanyak RM150. Pada tahun 1950, ia menjadi anggota Pancaragam Suara Hiburan Keroncong, dan pada bulan September 1951 bekerja di Studio Jalan Ampas, Singapura. Kehidupan Aziz mulai berubah pada tahun 1952 saat diajak dua teman sekampungnya bekerja di studio Malay Film Productions. Pada awalnya, ia sekedar bekerja sebagai penyulih suara. Namun, ia terkejut karena gajinya ketika itu jauh lebih rendah dibandingkan pekerjaannya sebagai sopir truk, hanya RM70 sebulan. Pada tahun 1953, dia dipercaya bermain sebagai tokoh tambahan dalam film Putus Harapan. Ia juga salah satu anggota Kelompok Panca Sitara. Sattar menikah pertama kali dengan Siti Rumina Ahmad dan bercerai, lalu dengan Dayang Sofiah, namun juga berujung pada perceraian. Sattar memiliki 7 orang anak, Ruzaiman, Ruzaidah, Ruzainah, Zainuddin, Dahlia, Dalina, Sandakiah. Pada tanggal 16 Desember 2006, Aziz Sattar menikah dengan Hashimah Delan. Pasangan itu dinikahkan Pendaftar Nikah, Khairuddin Haiyon di Masjid Sultan Abdul Aziz, Shah Alam dengan maskawin RM100.Penghargaan 1981: Filem Komedi Terbaik, Filem Festival Malaysia ke-2. (untuk Penyamun Tarbus) 1990: Ahli Mangku Negara, Agong. 1994: Anugerah Seniman Veteran, Filem Festival Malaysia ke-11. 2000: Menerima "Tokoh Budaya Kolej Burhanuddin Helmi" dari Universiti Kebangsaan Malaysia 2000: Anugerah Seniman Veteran (Lelaki), Anugerah Bintang Popular 2000. 2007: Darjah Panglima Jasa Negara (PJN) untuk memperingati Hari Keputeraan Yang di-Pertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin Diusia Aziz Sattar mengabdikan dirinya sebagai Ketua Persatuan Bawean Malaysia (PBM). Dalam rangka menjalin silaturrahim serta berdiskusi seputar organisasi, telah diadakan pertemuan seminggu yang lalu di rumah Bendahara PBM (Rahman) di Kampung Pandan Malaysia. Pertemuan dihadiri tokoh asal Pulau Bawean kawasan Suwari dan Kumalasa. Saiful Aiman asal Bawean yang menetap di Malaysia, mengatakan pertemuan tersebut intinya membicarakan bagaiman solusi PMB aktif serta mewarnai kehidupan warga Bawean di Malaysia. "Tujuan pertemuan agar semua warga atau keturunan asal Pulau Bawean Bawean di Malaysia bisa bersama dan bersatu dalam satu organisiasi Persatuan Bawean Malaysia (PBM),"jelasnya. Menurutnya warga Pulau Bawean di negeri jiran Malaysia diperkirakan berjumlah 120ribu orang, tidak termasuk keturunan atau anak-anak yang lahir di Malaysia. Pertemuan sampai larut malam telah mendapatkan kesimpulan, yaitu warga Pulau Bawean di Malaysia akan diundang dalam pertemuan bersama dengan setiap perwakilan desa di Pulau Bawean yang berada di Malaysia akan diwakili 5 atau lebih. (Epung/bst)
Published with Blogger-droid v2.0.4
0 komentar:
Catat Ulasan