This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumaat, Jun 19

 Saat bekerja menggunakan laptop atau PC di kantor, ada salah satu tombol yang jarang dipakai pengguna, yakni tombol Windows. Banyak yang tahunya bila tombol ini hanya berfungsi menampilkan menu di tombol start.
Padahal, bila dikombinasikan dengan tombol lain di keyboard, tombol Windows mempunyai beragam fungsi tersembunyi. Dan fungsi-fungsi itu bisa mempercepat kerja bahkan menghindarkan Anda dari amukan bos. Berikut ulasannya.
1. Minimize semua jendela dalam sekejap
Dengan menekan tombol 'Windows' dan 'D' secara bersamaan, semua aplikasi akan di-minimize hingga yang muncul tinggal layar desktop utama. Fungsi ini sangat penting saat tiba-tiba bos datang dan Anda sedang asyik bermain game. Anda bisa pun bisa selamat dari amarah bos.
2. Kunci layar
Tidak ingin komputer dibajak teman? Tekan saja 'Windows' dan 'L', seketika itu juga layar akan terkunci dan Anda tidak perlu khawatir saat meninggalkan meja kerja.
3. Cari dokumen kilat
Nah, kombinasi tombol 'Windows' dan 'E' cocok bagi Anda yang terburu-buru mencari berkas di PC. Dengan menekan kedua tombol itu bersamaan, maka Anda bisa langsung mengakses PC Manager. Lalu, tinggal pilih saja folder yang dituju.
4. Zoom in/out layar
Lupa membawa kacamata saat bekerja? Tenang, Anda bisa dengan mudah memperbesar tampilan gambar atau tulisan di layar dengan menekan 'Windows' dan '+'. Dan untuk mengecilkan tampilan kembali, tinggal tekan 'Windows' dan '-'.
5. Keyboard virtual
Sekarang zamannya keyboard virtual. Nah, untuk mengakses fitur ini, Anda hanya perlu menekan 'Windows' plus 'R'.
6. Pindah aplikasi dengan keren
Anda tidak perlu repot-repot me-minimize aplikasi atau mengarahkan kursor ke bagian toolbar untuk berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain yang sudah terbuka. Tinggal tekan 'Windows' dan 'Tab', maka Anda bisa berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan lebih keren.
7. Aktifkan alat perekam
Smartphone ketinggalan tapi Anda ingin disuruh bos merekam pembicaraan atau diskusi kantor? Tenang, Anda bisa melakukannya dengan PC atau laptop hanya dengan menekan 'Windows' plus 'R', lalu mengetikkan psr.exe dalam jendela kecil yang muncul. Menu recording pun siap tersedia.
Sebagai bonus, berikut ada beberapa kombinasi tombol keyboard PC lain yang bisa mempercepat kerja Anda di kantor.
1. Pindah halaman di browser
Bagi mereka yang suka membuka banyak tab saat menggunakan browser, seperti Chrome atau Mozilla Firefox, pasti sering kesulitan untuk berpindah dari satu tab ke tab lain. Nah, untuk mengatasi hal itu, Anda bisa menggunakan cara mudah, yakni menekan tombol 'CTRL' dan 'Tab'.
2. Menutup laman
Apabila ada tab atau laman yang sudah tidak dipakai, Anda bisa menutupnya dengan menekan 'CTRL' dan 'W'. Anda juga menutup aplikasi dengan cepat lewat kombinasi tombol 'Alt' + 'Spasi' + 'C'.
3. Munculkan layar Start
Ingin membuka layar 'Start Menu' dengan kilat? Anda tidak perlu repot-repot mengarahkan kursor ke toolbar, yang Anda butuhkan hanya menekan tombol 'CTRL' dan 'Esc'.

Isnin, Jun 8

Kenapa Imam Mazhab tidak pakai Hadits Bukhari dan Muslim


Ulama Salaf
Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam Malik tidak memakai hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yang katanya merupakan 2 kitab hadits tersahih? Untuk tahu jawabannya, kita harus paham sejarah. Paham biografi tokoh2 tsb.
Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah. Sementara Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Artinya Imam Malik sudah ada 103 tahun sebelum Imam Bukhari lahir. Paham?
Apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?
Justru sebaliknya. Lebih kuat karena mereka lebih awal lahir daripada Imam Hadits tsb.
Rasulullah SAW bersabda, Ø®َÙŠْرُ النَّاسِ Ù‚َرْÙ†ِÙŠْ Ø«ُÙ…َّ الَّذِÙŠْÙ†َ ÙŠَÙ„ُÙˆْÙ†َÙ‡ُÙ…ْ Ø«ُÙ…َّ الَّذِÙŠْÙ†َ ÙŠَÙ„ُÙˆْÙ†َÙ‡ُÙ…ْ “Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]
Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya? 1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah 2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah 3) Imam Syafie lahir:150 hijrah 4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah
Jadi kalau ada manusia akhir zaman yang berlagak jadi ahli hadits dgn menghakimi pendapat Imam Mazhab dgn Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, ya keblinger. Hasil “ijtihad” mereka pun berbeda-beda satu sama lain…
Biar kata misalnya menurut Sahih Bukhari misalnya sholat Nabi begini2 dan beda dgn sholat Imam Mazhab, namun para Imam Mazhab seperti Imam Malik melihat langsung cara sholat puluhan ribu anak2 sahabat Nabi di Madinah. Anak2 sahabat ini belajar langsung ke Sahabat Nabi yang jadi bapak mereka. Jadi lebih kuat ketimbang 2-3 hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari 100 tahun kemudian.
Imam Bukhari dan Imam Muslim pun meski termasuk pakar hadits paling top, tetap bermazhab. Mereka mengikuti mazhab Imam Syafi’ie.
Menurut Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, banyak orang awam yang tersesat karena mendapatkan informasi yang sengaja disesatkan oleh kalangan tertentu yang penuh dengan rasa dengki dan benci. Menurut kelompok ini Imam Mazhab yang 4 itu kerjaannya cuma merusak agama dengan mengarang-ngarang agama dan menambah-nambahi seenaknya. Itulah fitnah kaum akhir zaman terhadap ulama salaf asli.
Padahal Imam Mazhab tsb menguasai banyak hadits. Imam Malik merupakan penyusun Kitab Hadits Al Muwaththo. Dengan jarak hanya 3 level perawi hadits ke Nabi, jelas jauh lebih murni ketimbang Sahih Bukhari yang jaraknya ke Nabi bisa 6-7 level. Begitu pula Imam Ahmad yang menguasai 750.000 hadits lebih dikenal sebagai Ahli Hadits ketimbang Imam Mazhab.
Ada tulisan bagus dari Ustad Ahmad Sarwat, Lc., MA, yaitu:

Penelitian Hadits Dilakukan Oleh Empat Imam Mazhab

Di antaranya Ustad Ahmad menulis bahwa para imam mazhab yang empat, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal, sama sekali tidak pernah menggunakan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Kenapa?
Pertama, karena mereka lahir jauh sebelum Bukhari (194-265 H) dan Muslim (204-261 H) dilahirkan. Sementara Imam Malik wafat sebelum Imam Bukhari lahir. Begitu pula saat Imam Syafi’ie wafat, Imam Bukhari baru berumur 8 tahun sementara Imam Muslim baru lahir. Tidak mungkin kan para Imam Mazhab tsb berpegang pada Kitab Hadits yang belum ada pada zamannya?
Kedua, menurut Ustad Ahmad, karena keempat imam mazhab itu merupakan pakar hadits paling top di zamannya. Tidak ada ahli hadits yang lebih baik dari mereka.
Ketiga, karena keempat imam mazhab itu hidup di zaman yang lebih dekat ke Rasulullah SAW dibanding Imam Bukhari dan Imam Muslim, maka hadits mereka lebih kuat dan lebih terjamin keasliannya ketimbang di masa-masa berikutnya.
Dalam teknologi, makin ke depan makin maju. Komputer, laptop, HP, dsb makin lama makin canggih. Tapi kalau hadits Nabi, justru makin dekat ke Nabi makin murni. Jika menjauh dari zamannya, justru makin tidak murni, begitu tulis Ustad Ahmad Sarwat.
Keempat, justru Imam Bukhari dan Muslim malah bermazhab Syafi’ie. Karena hadits yang mereka kuasai jumlahnya tidak memadai untuk menjadi Imam Mazhab. Imam Ahmad berkata untuk jadi mujtahid, selain hafal Al Qur’an juga harus menguasai minimal 500.000 hadits. Nah hadits Sahih yang dibukukan Imam Bukhari cuma 7000-an. Sementara Imam Muslim cuma 9000-an. Tidak cukup.
Ada beberapa tokoh yang anti terhadap Mazhab Fiqih yang 4 itu kemudian mengarang-ngarang sebuah nama mazhab khayalan yang tidak pernah ada dalam sejarah, yaitu mazhab “Ahli Hadits”. Seolah2 jika tidak bermazhab Ahli Hadits berarti tidak pakai hadits. Meninggalkan hadits. Seolah2 para Imam Mazhab tidak menggunakan hadits dalam mazhabnya. Padahal mazhab ahli hadits itu adalah mazhab para ulama peneliti hadits untuk mengetahui keshahihan hadits dan bukan dalam menarik kesimpulan hukum (istimbath).
Kalaulah benar pernah ada mazhab ahli hadits yang berfungsi sebagai metodologi istimbath hukum, lalu mana ushul fiqihnya? Mana kaidah-kaidah yang digunakan dalam mengistimbath hukum? Apakah cuma sekedar menggunakan sistem gugur, bila ada dua hadits, yang satu kalah shahih dengan yang lain, maka yang kalah dibuang?
Lalu bagimana kalau ada hadits sama-sama dishahihkan oleh Bukhari dan Muslim, tetapi isinya bertentangan dan bertabrakan tidak bisa dipertemukan?
Imam Syafi’ie membahas masalah kalau ada beberapa hadits sama-sama shahihnya tetapi matannya saling bertentangan, apa yang harus kita lakukan? Beliau menulis kaidah itu dalam kitabnya : Ikhtilaful Hadits yang fenomenal.
Cuma baru tahu suatu hadits itu shahih, pekerjaan melakukan istimbath hukum belum selesai. Meneliti keshahihan hadits baru langkah pertama dari 23 langkah dalam proses istimbath hukum, yang hanya bisa dilakukan oleh para mujtahid.
Entah orientalis mana yang datang menyesatkan, tiba-tiba muncul generasi yang awam agama dan dicuci otaknya, dengan lancang menuduh keempat imam mazhab itu sebagai  bodoh  dalam ilmu hadits. Hadits shahih versi Bukhari dibanding-bandingkan secara zahir dengan pendapat keempat mazhab, seolah-olah pendapat mazhab itu buatan manusia dan hadits shahih versi Bukhari itu datang dari Allah yang sudah pasti benar. Padahal cuma Al Qur’an yang dijamin kebenarannya. Hadits sahih secara sanad, belum tentu sahih secara matan. Meski banyak hadits yang mutawattir secara sanad, sedikit sekali hadits yang mutawattir secara matan. Artinya susunan kalimat atau katanya sama persis.
Orang-orang awam dengan seenaknya menyelewengkan ungkapan para imam mazhab itu dari maksud aslinya : “Bila suatu hadits itu shahih, maka itulah mazhabku”. Kesannya, para imam mazhab itu tidak paham dengan hadits shahih,  lalu menggantungkan mazhabnya kepada orang-orang yang hidup dua tiga abad sesudahnya.
Padahal para ulama mazhab itu menolak suatu pendapat, karena menurut mereka hadits yang mendasarinya itu tidak shahih. Maka pendapat itu mereka tolak sambil berkata,”Kalau hadits itu shahih, pasti saya pun akan menerima pendapat itu. Tetapi berhubung hadits itu tidak shahih menurut saya, maka saya tidak menerima pendapat itu”. Yang bicara bahwa hadits itu tidak shahih adalah profesor ahli hadits, yaitu para imam mazhab sendiri. Maka wajar kalau mereka menolaknya.
Tetapi lihat pengelabuhan dan penyesatan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Digambarkan seolah-olah seorang Imam Asy-Syafi’i itu tokoh idiot yang tidak mampu melakukan penelitian hadits sendiri, lalu kebingungan dan menyerah menutup mukanya sambil bilang,”Saya punya mazhab tapi saya tidak tahu haditsnya shahih apa tidak, jadi kita tunggu saja nanti kalau-kalau ada orang yang ahli dalam bidang hadits. Nah, mazhab saya terserah kepada ahli hadits itu nanti ya”.
Dalam hayalan mereka, para imam mazhab berubah jadi badut pandir yang tolol dan bloon. Bisanya bikin mazhab tapi tidak tahu hadits shahih. Sekedar meneliti hadits apakah shahih atau tidak, mereka tidak tahu. Dan lebih pintar orang di zaman kita sekarang, cukup masuk perpustakaan dan tiba-tiba bisa mengalahkan imam mazhab.
Cara penyesatan dan merusak Islam dari dalam degan modus seperti ini ternyata nyaris berhasil. Coba perhatikan persepsi orang-orang awam di tengah kita. Rata-rata mereka benci dengan keempat imam mazhab, karena dikesankan sebagai orang bodoh dalam hadits dan kerjaanya cuma menambah-nambahi agama.
Parahnya, setiap ada tradisi dan budaya yang sesat masuk ke dalam tubuh umat Islam, seperti percaya dukun, tahayyul, khurafat, jimat, dan berbagai aqidah sesat, sering diidentikkan dengan ajaran mazhab. Seolah mazhab fiqih itu gudangnya kesesatan dan haram kita bertaqlid kepada ulama mazhab.
Sebaliknya, orang yang harus diikuti adalah para ahli hadits, karena mereka itulah yang menjamin keshahihan hadits.
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Baca selengkapnya di:
Menurut Ustad Ahmad Sarwat Lc, MA,  Hadits di zaman Imam Bukhari yang hidup di abad 3 Hijriyah saja sudah cukup panjang jalurnya. Bisa 6-7 level perawi hingga ke Nabi. Sementara jalur hadits Imam Malik cuma 3 level perawi. Secara logika sederhana, yang 3 level itu jelas lebih murni ketimbang yang 6 level.
Jika Imam Bukhari hidup zaman sekarang di abad 15 Hijriyah, haditsnya bisa melewati 40-50 level perawi. Sudah tidak murni lagi. Beda 3 level saja bisa kurang murni. Apalagi yang beda 50 level.
Jadi Imam Bukhari dan Imam Muslim bukan satu2nya penentu hadits Sahih. Sebelum mereka pun ada jutaan ahli hadits yang bisa jadi lebih baik seperti Imam Malik dan Imam Ahmad karena jarak mereka ke Nabi lebih dekat.

Isnin, Mac 9

Mesteri Pulau Putri (Bawean)

Judul Buku       : Waliyah Zainab, Putri Pewaris Syeikh Siti Jenar: Sejarah Agama dan Peradaban Islam di Pulau Bawean

Penulis              : M. Dhiyauddin Qushwandhi

Penerbit            : Yayasan Waliyah Zainab Diponggo, Bawean, Gresik.

Cetakan           : Pertama, Maret 2008

Tebal                : xxxii + 277 halaman

Resensi Oleh    : Abd. Rahman Mawazi*

Harus diakui bahwa penelitian sejarah Jawa tidak selesai pada penelitian Danys Lombard yang terangkum dalam karya magnup opusnya, “Nusa Jawa: Silang Budaya”, yang cukup konprehensif itu. Masih banyak fragmen sejarah [lokal] Jawa yang masih belum tersentuh dan terungkap dalam buku-buku tentang Jawa dan sejarahnya. Sejarah lokal adalah narasi tak terpisahkan dari “sejarah besar”. Bahkan, seringkali sejarawan menjadikan sejarah diri (biografi, otobiografi, dan memoar) dan daerah untuk merangkai sejarah besar.

Buku Waliyah Zainab, Putri Pewaris Syeikh Siti Jenar ini mengisahkan sejarah lokal pulau Bawean, yang menjadi fragmen sejarah Jawa. Bawean, pulau kecil di tengah laut Jawa, tepatnya 80 mil dari Gresik, sebagaimana diungkap dalam buku ini, mengandung muatan sejarah yang selama ini masih menjadi teka teki para peneliti sejarah dan sejarawan.

Dalam buku ini, M. Dhiyauddin Qushwandhi berani menyimpulkan bahwa, misalnya, huruf Honocoroko tercipta di Bawean. Alkisah, seorang murid Aji Soko—petualang dari India—yang bernama Dura ditinggal di Bawean dengan dilengkapi sebilah keris, sebab Aji Soko akan melanjutkan perjalanannya ke Jawa guna menundukkan raja Jawa, Ki Dewatacangkar. Ia berpesan agar keris itu tidak diserahkan kepada siapapun selain pada dirinya. Namun, Aji Soko lupa akan Dura setelah berhasil mengalahkan Ki Dewatacangkar. Ia lantas mengutus seorang murid lainnya, Sembada, untuk mengambil keris dimaksud.

Akan tetapi, Dura enggan menyerahkan keris amanat sang guru. Sedangkan Sembada terus meminta keris tersebut hingga akhirnya berakhir dengan pertumpahan darah. Aji Soko baru menyeadari akan pesannya kepada Dura. Ia pun lantas menyusul ke Bawean dan menemukan dua kuwulanya tewas. Ditulislah sebuah prasasti yang kemudian dikenal dengan Honocoroko, untuk mengenang keduanya. Prasasti itu berbunyi: Honocoroko / Dotosowolo / Podojoyonyo / Monggobothongo yang artinya Ada dua utusan / Sama-sama bertikai / Sama-sama jaya dan kuat / Sama-sama meninggal.(Bab 2)

Memang, jika berbicara sejarah, hal itu adalah bukti-bukti yang tertinggal dan masih ada. Sejarah adalah sebuah peninggalan, bisa berupa tulisan, naskah, atau artefak yang bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Tanpa itu, ia hanya menjadi dongeng atau mitos adanya. Ia hanya cerita fiktif yang tidak bisa dijadikan pijakan bahwa sesuatu dikatakan sebagai kisah sejarah. Hal ini dibuktikan oleh penulis dengan menelusuri bukti-bukti sejarah di lapangan dan telaah literatur yang ketat.

Masih banyak hal lain yang ternyata diungkap dalam buku ini. Misalnya tentang Putri Condrowulan, ibunda Sunan Ampel; Nyi Ageng Maloko, putri Sunan Ampel; dan laksamana Cheng Ho, yang makamnya terletak di Bawean. Semunya masih menjadi teka teki sejarah. Prihal Dempo—bahasa Cina yang berarti nahkoda—Cheng Ho tersebut, menurut penulis, kemungkinan memilih menetap di Bawean karena konstalasi politik Dinasti Ming sedang goncang. Sehingga, ia memimilih menetap di Bawean sampai akhir hanyatnya. Kini, makam Cheng Ho tersebut dikenal dengan Jujuk Tampo (Buyut Tampo).

Dengan demikian, kajian dalam buku ini mengungkap suatu peristiwa masa lalu yang masih menjadi misteri masa kini. Asal mula huruf Honocoroko, makam ibunda Sunan Ampel, Putri Condrowulan; makam Nyi Ageng Maloko, dan makam Cheng Ho beserta istrinya diungkap secara deskriptif, meski belum bisa disebut ‘sejarah kritis’. Dan yang tak kalah penting dari kajian buku ini adalah prihal ajaran Syeikh Siti Jenar, yang mengalami nasib teragis di Jawa, yang kemudian diteruskan oleh Sayyidah Waliyah Zainab di Bawean.

Putri pewaris Syeikh Siti Jenar

Waliyah Zainab adalah generasi keempat penerus ajarah Syeikh Siti Jenar. Sejauh ini belum banyak diungkap siapa gerangan yang menjadi penerus ajarah Syeikh Siti Jenar yang kontroversial itu; “Manunggaling Kawulo Gusti”. Beberapa buku yang telah best seller, seperti karya Munir Mulkhan (2001), Agus Suyoto, dan sebagainya, baru mengungkapkan bagian awalnya saja. Dhiyauddin, yang tak lain masih memiliki darah keturunan dari Siti Jenar, mengupas ajaran tersebut dalam bab khusus.

Sosok Waliyah Zainab ditengarai mempraktikkan ajaran Siti Jenar, sebab ia mendapat didikan langsung dari sang ayah, Sunan Duwur, dan kakeknya Sunan Sendang. Sunan Sendang adalah orang yang mengkodifikasikan ajaran Siti Jenar. Naskah itu tidak berjudul, tetapi memuat apa yang disebut Sastro Cettho Wadiningrat (Ilmu Nyata Rahasia Kehidupan), atau disebut juga Ilmu Kabegjan (Ilmu Mencapai Kebahagian Sejati) yang semakna dengan Hikmah al-Islamiyah, dalam kajian tawawuf.

Kajian tasawuf sendiri memuat akidah-syari’ah, thariqah, haqiqah, dan ma’rifat. Syeikh Siti Jenar mengistilahkan catur wiworo werit (Empat Perjalanan yang Sempit) dalam menegaskan betapa empat jalan; syari’ah, thariqah, haqiqah, dan ma’rifah, bukanlah jalan yang gampang (werit). Untuk itu, manusia mesti menanamkan keempat hal pokok itu secara sempurna. Barulah ia akan mencapai aqidah (keimanan) yang sempurna, sebab keimanan itu tidaklah hanya sekedar “percaya” an sich kepada Allah, melainkan kecintaan (hubb). Bila sempurna, maka sang hamba akan merasa bersatu dengan Tuhannya. Demikianlah juga apa yang dipraktekkan oleh Waliyah Zainab.

Waliyah Zainab, disamping meneruskan ajarah Siti Jenar, juga menjadi pemuka agama di Pulau Bawean. Ia meneruskan benih Islam yang telah dakwah Islam yang telah disemai oleh Putri Condrowulan. Namun, keberadaannya di Bawean tak lepas dari konstalasi politik di Jawa. Artinya, Bawean menjadi pulau tempat pengasingan, yang kelak justru islamisasinya cukup merata, khususnya di masa Umar Mas’ud, adipati utusan kerajaan Sumenep, Madura, yang datang kemudian. Sejauh ini baru Jacob Vredeberg yang mengungkap Islamisasi di Bawean dalam karyanya Bawean dan Islam (1992).

Titik pulau Jawa

Dengan demikian, sejarah Bawean adalah bagian dari narasi sejarah islamisasi tanah Jawa—untuk menyebut sejarah Jawa. Dhiyauddin mengibaratkannya sebagai titi dari huruf nun. Nun dan titiknya, dengan demikian, merupakan logos maknawi Jawa Bawean. Sebab, filosofi titik-nun ini bukanlah sesuatu yang tidak mengandung muatan historis. Pada abad ke-14, di masa kedigdayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, tanah Bawean “diinjak” oleh seorang pengelana dari Persia (Iran) yang dikenal sengan Syeikh Subakir, sebelum melanjutkan perjalannya ke Jawa.

Demikian juga di masa pelarian negeri Campa. Putri Condrowulan, ibunda Sunan Ampel, yang menjadi bagian dari kafilah pelarian negeri Campa beserta rombongannya masih transit di Bawean. Bahkah, beliau tutup usia di sana sebelum sempat melanjutkan perjalanan ke Jawa. Maka, tidak heran bila kelak Sunan Ampel mengutus putra dan putrinya, Sunan Bonang dan Nyi Ageng Maloko, melakukan dakwah Islam di Bawean. Selain itu, Bawean juga menjadi tempat persinggahan terakhir laksamana muslim dari Cina yang cukup masyhur, Cheng Ho, yang hingga kini masih menjadi tanda tanya sejarawah. Dan masih banyak lagi!

Nah, di sinilah letak pentingnya buku ini bagi pecinta sejarah Nusantara, khusunya Jawa. Hasil kajian buku ini memang cukup fantastik. Namun demikian, tentunya penelitian lebih lanjut harus terus dilakukan guna membuktikan secara pasti dan sekaligus mengukuhkan prihal kisah-kisah yang termuat dalam buku ini. Hal ini bertujuan agar kisah sejarah tidak menjadi sekedar mitologi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiyah.

*Abd. Rahman Mawazi

Penulis keturunan Bawean yang kini menetap di Batam

Khamis, Disember 25

10 Dosa Istri Terhadap Suami

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.

Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.

Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.

Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.

Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.

2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.

Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:

Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumahLalai dalam melayani suamiMubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnyaMenyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknyaKeluar rumah tanpa izin suamiMenyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.

Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.

Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.

Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.

Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.

4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.

Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.

5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.

Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.

Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”

6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.” Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.

Ajaib!! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?

“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?

Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).

Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!

Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?

Jika kita terbebas dari yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.

Namun jika tidak, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya,  maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat,  satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan,  masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?

Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku; kejarlah ajalmu,  bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?

“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)

Wahai saudariku, mari kita lihat, apa yang telah kita lakukan selama ini , jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri,  jangan sampai apa yang kita lakukan tanpa kita sadari membawa kita kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah Engkau ketahui.

Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami kita lakukan.

“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)

7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]

Abu Dzar radhiyallahu’Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]

8. Sibuk di luar rumah
Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.

Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.

9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.

Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.

Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.

10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.

Isnin, Oktober 13

Masih Adakah Allah di Hati Kita

DERITA itu bukan kehilangan harta, derita itu bukan kehilangan tahta, derita itu bukan kehilangan mustika. Derita adalah ketika kita kehilangan petunjuk agama dalam kehidupan kita.

Siapa yang masih memiliki agama dan mengikuti petunjuk agama itu maka ia tergolong orang yang tidak tersesat dan tidak menderita. Itulah yang difirmankan Allah dalam al-Qur'an: "Maka barangsiapa mengikuti petunjukku, maka ia tidak tersesat dan tidak menderita."

Kalau dalam hidup kita masih merasakan gelisah dan derita padahal kebutuhan materi kehidupan sudah cukup dan berlebih, maka coba elus dada kita dan deteksilah apakah Allah ada di hati kita?

Belum terasa? Dan belum menemukan jawab? Coba ingat-ingat berapa kali kita shalat sehari semalam dan kapan terakhir kita sebut nama Allah? Semoga temukan jawabannya. Salam bahagia, AIM

Jumaat, Ogos 8

Berjilbab ikut aturan atau hanya ikut trend

Wajah manis berbalut dengan kerudung warna warni, digabung dengan baju ketat lengan panjang dan celana jeans super nge press yang membuat lekuk tubuh terlihat. Sangat disayangkan sekali fenomena ini merebak dikalangan muslimah kita saat ini.

"Emang ada apa dengan pakaianku? Kan yang penting menutup aurat." Mungkin ada muslimah yang membela diri. Saya jawab bukan menutup tapi membungkus dengan ketat bak pepes ikan dibungkus dengan daun pisang, rapat sekali. Itulah yang dinamakan dengan Jilboobs.

Merunut asal katanya adalah Jilbab dan boobs (payudara). Fenomena ini merebak seiring dengan perkembangan tekhnologi melalui media sosial yang kian pesat perkembangannya.Trend jilboobs ini berasal dari jejaring sosial Facebook pada salah satu group "Jilboobs Community". Alangkah khilafnya jika media sosial digunakan untuk pamer lekukan tubuh muslimah.

Namun, yang disayangkan bagi remaja muslimah yang masih duduk dibangku sekolah dibingungkan dengan peraturan sekolah yang mengharuskan mengangkat jilbabnya agar logo sekolah atau logo pancasila atau logo tut wuri handayani tidak tertutup oleh jilbab dengan alasan nasionalisme, begitu yang dipaparkan oleh Mendikbud dan KPAI baru-baru ini disalah satu TV swasta. Remaja yang cerdas adalah remaja yang bisa menetukan sikap. Apakah peraturan Allah didahulukan dari peraturan-peraturan yang lain.

Rabu, Ogos 6

McD Racun yang tidak kita sadari

KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) - Meski "Israel" telah mengumumkan penarikan pasukannya dari Gaza, bukan berarti kita dapat bersantai dalam senyapnya Palestina untuk sementara waktu. Perjuangan pemboikotan produk zionis masih harus terus kita lakukan. Salah satunya melalui boikot korporasi makanan cepat saji McDonald (McD), sebagaimana yang dikampanyekan Muslimin Malaysia pada media sosial Facebook yang telah berlaku sejak Rabu pekan lalu (30/7/2014).

Proses pemboikotan ini, tentu lebih bijak berlangsung bukan hanya atas dasar kita membenci kekjian "Israel" terhadap saudara kita di Palestina, namun dengan memahami penjelasan ilmiah, sebagaimana dipublikasikan Sukan TV melalui laman resminya di Facebook pada beberapa waktu lalu. Sejumlah spekulan menyatakan "insyaa Allah pemboikotan ini akan membuat zionis semakin mati kutu lagi."

Sebagai edukasi bagi kita para konsumen, penjelasan ringkas mengenai kebobrokan McD dalam menipu pelanggan di balik dapurnya sempat dikupas secara mendalam oleh koki selebriti Jamie Oliver melalui rilis videonya pada tahun 2012 mengenai penggunaan peroxida (H2O2) dan amonia (NH3) dalam pengolahan daging bahan baku burger McD. Sayangnya, meski kampanye Oliver tersebut baru mendorong McD bereaksi dengan berhenti menggunakan apa yang disebut "lendir merah muda" (ammonium hydroxide) dalam burgernya, sehingga kini perusahaan itu masih membandel menggunakan daging mentah dengan kualitas bahan dasar makanan hewan.

Jamie Oliver
Jamie yang naturalis dan dijuluki "The Naked Chef" telah secara terbuka mencela penggunaan aditif pada acaranya, Revolusi Makanan Jamie Oliver. Dalam tayangan tersebut (">klik) ia mempertanyakan bagaimana mungkin US Food and Drug Administration dapat mengijinkan senyawa beracun semacam peroxide digunakan dalam makanan, sementara itu sangat terlarang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan.

Pada umumnya kedua zat kimia tersebut di atas digunakan sebagai bahan bleaching untuk rambut dan drycleaning. Dengan demikian, dapat dibayangkan bagaimana efeknya terhadap organ pencernaan dan organ dalam kita selain lambung dan usus jika itu dikonsumsi secara berkesinambungan dalam waktu lama.

Jadi, tunggu apalagi, mari kita jaga keluarga dan orang di sekitar kita untuk mewaspadai produk-produk "Israel". Karena produk-produk itu tidak hanya menjadi amunisi zionis untuk mengagresi Palestina, tetapi juga sengaja dirancang untuk meracuni ummat manusia sedunia.

Share |

Buku Cerita Bawean