This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ahad, Jun 26

DIALOG GUS DUR DAN SANTRI

Santri : "Ini semua gara-gara Nabi Adam, ya Gus!"
Gus Dur : "Loh, kok tiba-tiba menyalahkan Nabi Adam, kenapa Kang."
Santri : "Lah iya, Gus. Gara-gara Nabi Adam dulu makan buah terlarang, kita sekarang merana. Kalau Nabi Adam dulu enggak tergoda Iblis kan kita anak cucunya ini tetap di surga. Enggak kayak sekarang, sudah tinggal di bumi, eh ditakdirkan hidup di Negara terkorup, sudah begitu jadi orang miskin pula. Emang seenak apa sih rasanya buah itu, Gus?"
Gus Dur : "Ya tidak tahulah, saya kan juga belum pernah nyicip. Tapi ini sih bukan soal rasa. Ini soal khasiatnya."
Santri : "Kayak obat kuat aja pake khasiat segala. Emang Iblis bilang khasiatnya apa sih, Gus? Kok Nabi Adam bisa sampai tergoda?"
Gus Dur : "Iblis bilang, kalau makan buah itu katanya bisa menjadikan Nabi Adam abadi."
Santri : "Anti-aging gitu, Gus?"
Gus Dur : "Iya. Pokoknya kekal."
Santri : "Terus Nabi Adam percaya, Gus? Sayang, iblis kok dipercaya."
Gus Dur : "Lho, Iblis itu kan seniornya Nabi Adam."
Santri : "Maksudnya senior apa, Gus?"
Gusdur : "Iblis kan lebih dulu tinggal di surga dari pada Nabi Adam dan Siti Hawa."
Santri : "Iblis tinggal di surga? Masak sih, Gus?"
Gus Dur : "Iblis itu dulunya juga penghuni surga, terus di usir, lantas untuk menggoda Nabi Adam, iblis menyelundup naik ke surga lagi dengan berserupa ular dan mengelabui merak sang burung surga, jadi iblis bisa membisik dan menggoda Nabi Adam."
Santri : "Oh iya, ya. Tapi, walau pun Iblis yang bisikin, tetap saja Nabi Adam yang salah. Gara–garanya, aku jadi miskin kayak gini."
Gus Dur : "Kamu salah lagi, Kang. Manusia itu tidak diciptakan untuk menjadi penduduk surga. Baca surat Al-Baqarah : 30. Sejak awal sebelum Nabi Adam lahir… eh, sebelum Nabi Adam diciptakan, Tuhan sudah berfirman ke para malaikat kalo Dia mau menciptakan manusia yang menjadi khalifah (wakil Tuhan) di bumi."
Santri : "Lah, tapi kan Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di surga?"
Gus Dur : "Iya, sempat, tapi itu cuma transit. Makan buah terlarang atau tidak, cepat atau lambat, Nabi Adam pasti juga akan diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugas dari-Nya, yaitu memakmurkan bumi. Di surga itu masa persiapan, penggemblengan. Di sana Tuhan mengajari Nabi Adam bahasa, kasih tahu semua nama benda. (lihat Al- Baqarah : 31).
Santri : "Jadi di surga itu cuma sekolah gitu, Gus?"
Gus Dur : "Kurang lebihnya seperti itu. Waktu di surga, Nabi Adam justru belum jadi khalifah. Jadi khalifah itu baru setelah beliau turun ke bumi."
Santri : "Aneh."
Gus Dur : "Kok aneh? Apanya yang aneh?"
Santri : "Ya aneh, menyandang tugas wakil Tuhan kok setelah Nabi Adam gagal, setelah tidak lulus ujian, termakan godaan Iblis? Pendosa kok jadi wakil Tuhan."
Gus Dur : "Lho, justru itu intinya. Kemuliaan manusia itu tidak diukur dari apakah dia bersih dari kesalahan atau tidak. Yang penting itu bukan melakukan kesalahan atau tidak melakukannya. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Manusia itu pasti pernah keliru dan salah, Tuhan tahu itu. Tapi meski demikian nyatanya Allah memilih Nabi Adam, bukan malaikat."
Santri : "Jadi, tidak apa-apa kita bikin kesalahan, gitu ya, Gus?"
Gus Dur : "Ya tidak seperti itu juga. Kita tidak bisa minta orang untuk tidak melakukan kesalahan. Kita cuma bisa minta mereka untuk berusaha tidak melakukan kesalahan. Namanya usaha, kadang berhasil, kadang enggak."
Santri : "Lalu Nabi Adam berhasil atau tidak, Gus?"
Gus Dur : "Dua-duanya."
Santri : "Kok dua-duanya?"
Gus Dur : "Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar aturan, itu artinya gagal. Tapi mereka berdua kemudian menyesal dan minta ampun. Penyesalan dan mau mengakui kesalahan, serta menerima konsekuensinya (dilempar dari surga), adalah keberhasilan."
Santri : "Ya kalo cuma gitu semua orang bisa. Sesal kemudian tidak berguna, Gus."
Gus Dur : "Siapa bilang? Tentu saja berguna dong. Karena menyesal, Nabi Adam dan Siti Hawa dapat pertobatan dari Tuhan dan dijadikan khalifah (lihat Al-Baqarah: 37). Bandingkan dengan Iblis, meski sama-sama diusir dari surga, tapi karena tidak tobat, dia terkutuk sampe hari kiamat."
Santri : "Ooh…"
Gus Dur : "Jadi intinya begitulah. Melakukan kesalahan itu manusiawi. Yang tidak manusiawi, ya yang iblisi itu kalau sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya justru malah merasa bener sendiri, sehingga menjadi sombong."
Santri : "Jadi kesalahan terbesar Iblis itu apa, Gus? Tidak mengakui Tuhan?"
Gus Dur : "Iblis bukan atheis, dia justru monotheis. Percaya Tuhan yang satu."
Santri : "Masa sih, Gus?"
Gus Dur : "Lho, kan dia pernah ketemu Tuhan, pernah dialog segala kok."
Santri : "Terus, kesalahan terbesar dia apa?"
Gus Dur : "Sombong, menyepelekan orang lain dan memonopoli kebenaran."
Santri : "Wah, persis cucunya Nabi Adam juga tuh."
Gus Dur : "Siapa? Ente?"
Santri : "Bukan. Cucu Nabi Adam yang lain, Gus. Mereka mengaku yang paling bener, paling sunnah, paling ahli surga. Kalo ada orang lain berbeda pendapat akan mereka serang. Mereka tuduh kafir, ahli bid'ah, ahli neraka. Orang lain disepelekan. Mereka mau orang lain menghormati mereka, tapi mereka tidak mau menghormati orang lain. Kalau sudah marah nih, Gus. Orang-orang ditonjokin, barang-barang orang lain dirusak, mencuri kitab kitab para ulama. Setelah itu mereka bilang kalau mereka pejuang kebenaran. Bahkan ada yang sampe ngebom segala loh."
Gus Dur : "Wah, persis Iblis tuh."
Santri : "Tapi mereka siap mati, Gus. Karena kalo mereka mati nanti masuk surga katanya."
Gus Dur : "Siap mati, tapi tidak siap hidup."
Santri : "Bedanya apa, Gus?"
Gus Dur : "Orang yang tidak siap hidup itu berarti tidak siap menjalankan agama."
Santri : "Lho, kok begitu?"
Gus Dur : "Nabi Adam dikasih agama oleh Tuhan kan waktu diturunkan ke bumi (lihat Al- Baqarah: 37). Bukan waktu di surga."
Santri : "Jadi, artinya, agama itu untuk bekal hidup, bukan bekal mati?"
Gus Dur : "Pinter kamu, Kang!"
Santri : "Santrinya siapa dulu dong? Gus Dur."

Sumber : Perpustakaan Universitas Menyan Indonesia (UMI)

Jumaat, Jun 17

Tips untuk bakal Pengantin

A : Bro, gambar kau cantik jer yer ko edit, time aku, muka kan main merah lagi photographer aku edit..
B : Lawanyerrrr pelamin ko abammm, sedap & lembut jer tengok
C : Best la gambo ko, nampak sweet jer ko dengan pasangan
.
OK, ini jawapan abam:

1. Warna Pelamin

Ambillah warna-warna lembut(pastel). Yang ko pergi ambil warna merah, karpet pon merah, semua nak merah, apa yang ko harapkan dari gambo yang dihasilkan? Biru lembut? Cehhh..

2. Lampu Pelamin

Setkan la lampu tu satu warna jer.. Ambil warna-warna soft (purple or blue).. Baru nampak mahal..

Yang pergi ambil lampu warna warni apahal? Ingat funfair ker? Pastu muka pula kena lampu yang dipasang… kejap muka ko jadi hulk, kejap jadi adudu.. ntah pape laa…

Ingat photographer korang suka ker? Ambil warna lembut-lembut, mesti gambar korang ohsem & photographer senang nak buat gambo.

3. Bridal Yang Boleh Bekerjasama

Ini satu hal, kadang-kadang bridal ni sedap tekak dia jer nak letak lampu dengan warna-warna bunga yang dia suka..

Dia tengok kat mata dia memanglah lawa, bila masuk dalam gambar, ada pula korang dalam tuu, terus jadi pelik… Photographer pulak pening-pening kepala nak adjustkan (dah la ko bayau ciput jerr kat photographer)..

Bila suggestkan warna-warna sepatutnya, buat tak tahu jer..

Paling best, bila bridal cakap, “Takperrr, photographer boleh editkan nanti jadi bagi lawo”… Eyhhh, macam tuu, baik bagi jer photographer duit yang dapat tuu..

Kalau korang jumpa bridal or MUA yang cakap macam ni, mohon tinggalkan awal-awal dan berilah mereka cermin …aummm

4. Kerjasama Dengan Photographer

Nak gambar best, muka mesti ada kena senyum maaa… Janganlah depan pelamin, muka macam tahi..

Lepastu complain kenapa muka jadi macam tuuu… Eyhhh, dah tu, nak edit muka satu-satu jadi senyum ker?

Pose la ikut selesa korang, jangan pula ikut perangai korang jerrr.. bila nak suruh pose dan di ajar, “Eyhhh, tak nak la, bla, bla, bla…” bila dapat album, tanya pulak kenapa pose sikit jer, naper tak fun-fun pun hmmmm

Tanya pendapat mereka, sesuai atau tak warna-warna pelamin yang ko impikan… Nanti dah dapat gambar, baru nak menyesal…

5. Pelamin Luar/ Bawah Khemah

Tutup keliling pelamin dengan kain.. Mintak bridal korang tutup bahagian belakang dan kiri kanan pelamin..

Lagi baik, lapis sekali dengan canvas di bahagian-bahagian tersebut.. Sebab apa? sebab cahaya di luar, biasa nya tak menentu dan tak sekata..

Tak faham juga? Tanya photographer korang…

6. Pakej Gambar

Ambillah pakej lengkap dari photographer korang.. Kalau ko ambil “pakej” SHOOT & BURN jer, pastu harap gambarnya sama seperti selepas dia edit, mimpilah koranggg…

Dapat-dapat pula kalau dia hantar budak-budak junior yang turun shoot, lagi kelam la harapan korang.. Auchhhh…

Nak prinsipal or senior yang turun, ambil pakej yang diorang sediakan siap-siap untuk tuu…

Ada banyak lagi tip, buat masa sekarang, ini jer abam larat tulis..

Kalau bermanfaat, share pada rakan-rakan yang nak kahwin nanti..

Share |

Buku Cerita Bawean