This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Isnin, Februari 6

Candu Facebook & Twitter Lebih Bahaya Dari Rokok dan Alkohol

Lupakan rokok, minuman keras, atau bahan kimia lainnya yang dapat membuat Anda ketagihan. Satu hal yang memiliki dampak bagi diri Anda kini adalah jejaring sosial Facebook. Sebuah penelitian dari University of Chicago menyebutkan, mengecek status Facebook atau Twitter adalah hal yang paling tidak bisa dikesampingkan selain berhubungan seks dan tidur. Responden yang diteliti berusia antara 18-85 tahun. Mereka diberi BlackBerry, kemudian peneliti mengirimkan pesan kepada akun jejaring sosial masing-masing. Sebagian besar dari mereka langsung membuka isi pesan. Artinya, setiap notifikasi yang masuk seakan menandakan tingkat urgensi yang tinggi bagi mereka. Ketua tim peneliti, Wilhelm Hoffman, menjelaskan, interaksi secara terus-menerus dengan BlackBerry telah menjadi semacam media sosial sendiri. »Kehidupan modern ditandai dengan banyaknya konflik. Konflik berasal dari keinginan yang tinggi untuk saling menyampaikan pesan,” kata Hoffman. Akibat dari tingginya keinginan tersebut, menurut Hoffman, masyarakat mengalahkan banyak hal yang lebih penting, misalnya bekerja, olahraga, dan lain sebagainya. »Rasanya kita semua seperti tak bisa lepas dari linimasa Facebook dan Twitter. Jantung berdebar ketika loading melambat dan menebak-nebak apa isi linimasa berikutnya,” ujar Hoffman. Menurut dia, dalam mengkonsumsi rokok dan alkohol, butuh biaya yang dikeluarkan dan adanya waktu khusus. Sedangkan penggunaan Facebook dan Twitter dapat diselingi dengan mengerjakan hal lain. Terdapat juga argumen yang menjelaskan bahwa jejaring sosial sama berbahayanya dengan rokok dan alkohol. Sebab, media tersebut seolah mendorong masyarakat pergi jauh dari dunianya dan masuk ke lingkup terbatas jejaring sosial. Namun, mengenai efek sampingnya, tentu sulit untuk menyamakan Facebook dengan rokok dan alkohol.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Ahad, Februari 5

Siapakah Syeh Siti Jennar Apakah Ajarannya Sesat

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit. Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun. Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. Kesultanan Malaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka. Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad. Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad. Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu: 1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya 2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya, 3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara 4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman. Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatul lah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy. Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun. Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain. KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah: 1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]…. 2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy. 3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”. 4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun. Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh. 5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama.” Tidak bisa diterima akal sehat. Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas: 1. Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali] 2. Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak] 3. Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar] Wahai kaum muslimin... melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati....jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam. Semoga bermanfaat bagi pembaca setia Media Bawean on facebook. aamiiin...


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kiprah Animator Indonesia di Malaysia

Aditya Prabaswara dan Marsya Chikita Fawzy, animator Indonesia yang berjaya di Malaysia Photo: KOMPAS.com/Didik Purwanto JAKARTA, KOMPAS.com — Anda tentu pernah melihat atau setidaknya mendengar nama film animasi Upin Ipin buatan Malaysia. Meski asalnya dari negara tetangga kita, tetapi ternyata di balik pembuatan film itu ada tenaga muda dari Indonesia. Tak hanya di Upin Ipin ada rasa Indonesia, di film animasi Malaysia lain pun bisa ditemui tenaga-tenaga andal dari Indonesia. Mereka adalah Marsha Chikita Fawzi dan Aditya Prabaswara. Mungkin tidak banyak orang yang tahu kedua orang ini karena sehari-hari mereka memang hidup dan tinggal di Malaysia, meski keduanya berasal dari Jakarta, Indonesia. Tetapi, bila mendengar kata-kata "Upin Ipin", tentu semua orang tahu. Ya, mereka adalah salah satu dari tim Las Copac, studio yang memproduksi film Upin Ipin tersebut. Marsha mengawali dunia animasi sejak di bangku kuliah. Kebetulan, Marsha menimba ilmu di Multi Media University di Selangor Malaysia sejak lima tahun lalu. Kebetulan seniornya bekerja di Las Copac dan menawarinya untuk magang sekaligus bekerja paruh waktu (part time) di sana. Atas kinerjanya yang memuaskan, Marsha pun dipanggil oleh Las Copac dan ditawari untuk bekerja di sana. Tetapi, untuk masuk ke studio tersebut juga tidak gampang karena harus melalui tes dan sudah memiliki keterampilan di bidang animasi. Marsha yang sudah mengetahui seluk-beluk animasi dan sejak awal sudah magang di sana, bisa dengan mudah menjadi bagian di studio tersebut. Awalnya, Marsha bekerja serabutan di studio itu. Maklum, untuk bisa menjadi profesional, pekerja di sana harus bisa mengerjakan semua bagian. Tapi kini Marsha sudah mendapat posisi yang pasti, yaitu di bagian komposter. Bagian tersebut khusus menangani efek visual, termasuk pewarnaan pada animasi agar terlihat sempurna dan enak dilihat. "Suatu saat saya akan membuat film animasi sendiri dan Indonesia banget," kata Marsha yang ditemui Kompas.com saat Workshop Hellofest di Jakarta, Jumat (3/2/2012). Bekerja di Las Copac membuat putri dari Ikang Fawzy dan Marissa Haque ini juga bisa belajar dengan seniornya di sana. Paling tidak, Marsha mendapat pelajaran bagaimana membuat animasi yang baik, bekerja secara tim, dan membuat animasi yang mengajarkan moral kepada anak-anak. Baginya, film animasi Upin Ipin adalah salah satu film animasi untuk anak-anak yang memberi pelajaran sopan santun. Sebagai seorang remaja, Marsha juga berkeinginan memberikan sesuatu yang dibuatnya bisa bermanfaat bagi semua yang menontonnya. "Saat ini banyak film yang tidak cocok untuk ditonton anak-anak. Orang tua harus berperan aktif memilah film yang bagus untuknya," kata Marsha yang dulu bercita-cita menjadi pelukis ini. Tidak jauh berbeda dengan Marsha, Aditya Prabaswara juga sudah menyenangi dunia animasi sejak kecil. Dia juga kebetulan satu almamater dengan Marsha di Multi Media University Malaysia. Namun, Aditya bukan satu perusahaan dengan Marsha di Las Copac. Cowok yang masih menjalani semester akhir di MMU ini bekerja paruh waktu di Animonsta, salah satu pecahan dari Las Copac. Saat ini dia dipercaya sebagai modeller di Animonsta. Tugasnya adalah mengubah gambar atau sketsa animasi menjadi gambar berkualitas 3 dimensi. Film yang dibuatnya adalah Bo Bo Boy, film animasi yang masih setipe dengan Upin Ipin, tapi lebih terkesan sebagai animasi pahlawan (hero). Film ini juga bakal tayang di salah satu televisi swasta di Indonesia. Peran serta pemerintah Marsha dan Aditya punya keinginan yang sama, yaitu membuat studio sendiri, membuat film animasi sendiri, dan bisa dijual atau dinikmati di negeri sendiri, syukur kalau bisa dinikmati di negara lain. Tetapi, jawaban mereka seragam terkait kendala yang dihadapi. "Di sini (Indonesia) kurang ada dukungan dari pemerintah. Kebanyakan animator bergerak sendiri," kata Aditya. Padahal, di Malaysia mereka difasilitasi berupa dukungan dana hingga kantor. Promosi film animasi juga didukung oleh berbagai pihak, terutama agar film animasi tersebut bisa dinikmati di negara lain. Nasib film animasi lokal Sebenarnya, film animasi lokal masih bisa berpotensi besar dan bisa diterima di negara lain. Aditya menyarankan agar animator bisa melakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui keinginan pasar. Selain itu, karakter tokoh pun akan lebih baik disesuaikan dengan konten lokal. "Saya kagum dengan film Si Doel Anak Sekolahan dan Unyil. Film itu benar-benar membawa pesan moral bagi penontonnya. Suatu saat saya juga akan membuat film animasi yang seperti itu," katanya. Tidak hanya itu, animator lokal juga harus berpromosi terhadap film animasi buatannya. Maksudnya, film tersebut agar bisa diketahui oleh orang lain, lembaga lain, bahkan institusi lain. "Memang karakter penonton Indonesia itu unik, lebih suka produk dari negeri lain," katanya. Tetapi, secara perlahan masyarakat Indonesia diharapkan bisa menghargai karya dari anak bangsa sendiri, terutama dari hasil karya anak muda bangsa Indonesia


Published with Blogger-droid v2.0.4

Jangan Salah Memperingati Maulidurrosul


Sejak memasuki bulan maulid, bahkan menjelang datangnya bulan maulid, persiapan menyambut bulan maulid sudah kelihatan. Sebagian orang sudah mulai membeli atau memborong sejumlah bahan makanan, baik kalengan, botolan termasuk bunga-bunga yang akan mereka “pertontonkan” di masjid atau mushalla pada waktu perayaan maulid, lalu setelah itu dibawa pulang lagi. Ini bagi orang kaya atau yang punya uang untuk membelinya. Adapun bagi yang tidak mampu, jangankan membeli persiapan maulid, untuk membeli kebutuhan pokok saja sudah mengap-megap, apalagi dalam kondisi seperti sekarang dimana harga di bawean melonjak naik akibat terputusnya transportasi Gresik-Bawean.Melihat tetangga sudah sibuk belanja persiapan molot, seorang ibu duduk termenung, ia teringat suara anaknya setahun yang lalu: “Mak, kenapa kita tak norok amolot ?” (istilah bagi orang yang tidak membawa angkatan ke masjid). Suatu pertanyaan yang berat untuk dijawab, mau bilang emak tidak punya uang, tidak tega pada anaknya yang belum mengerti keadaan orang tuanya, lagi pula kalau ia menjawab tidak punya uang, sang anak pasti akan bertanya lagi: “Kenapa tetangga kita punya uang?” Di tengah lamunannya tiba-tiba sang anak datang dan berkata: “Mak, si Ali (temannya) sudah dibelikan molot oleh ibunya, bunganya bagus sekali mak!, Saya kapan dibelikan mak? ayo mak beli sekarang!!!”. Dengan rasa sedih yang mendalam, ia dekap anaknya, ia kecup kenignya, lalu dengan senyum yang dipaksakan ia berkata: “Ya.. ya.. kan waktunya masih beberpa hari lagi.” Namun dalam hati ia ragu, apakah bisa menepati janjinya atau tidak? Bagaimana kalau hingga tiba waktunya nanti ia tidak bisa menepati janji yang sudah terlanjur ia ucapkan pada anaknya?. Sedih, perih dan dan pedih rasanya.Haruskah ia berhutang? Lalu kalau ada yang memberi hutangan, dari mana uang untuk membayar? Tak terasa tiba-tiba air mata menggenang lalu keluar dari pelupuk matanya dan mengalir di pipi. Sang anak pun bertanya: “Emak menangis? Kenapa mak?” Sambil mengusap air mata dengan tangannya sang ibu berkata: “Tidak nak, emak tidak menangis.” Tapi sang anak tidak menyerah: “Kok emak keluar air mata?” “Oooh… mata emak perih, tadi kena asap waktu memasak di dapur.” Dalam hati ia berkata: Maaf nak, emak terpaksa berbohong, semoga Allah memaafkan kebohongan emak, karena emak tidak mau kamu mengetahui apa yang emak pikirkan, emak tidak mau kamu merasakan kesedihan yang emak rasakan.Bagi orang kaya, maulid adalah bulan yang ditunggu-tunggu dan hari yang menggembirakan, karena di hari itu mereka bisa berpesta dan adu keahlian mengemas berbagai macam bahan makanan yang dibuat dalam berbagai bentuk, seperti kapal, pesawat terbang, burung dan lainnya. Tapi bagi orang miskin, kedatangan bulan maulid adalah hari yang mencemaskan dan menyedihkan, sejak melihat orang kaya mulai belanja, si miskin hanya bisa menelan ludah pahit karena tidak bisa mengikuti budaya molot yang berlaku di kampungnya. Hal ini ditambah lagi dengan perayaan molod yang tidak hanya sekali, ada molod di masjid, ada lagi molod di langgar atau mushalla, lalu di sekolah. Itu pun kalau anaknya Cuma satu, kalau anaknya dua, tiga atau lebih, maka biaya bertambah besar lagi, yang kesemuanya semakin menambah beban berat yang tak mampu ia pikul. Kalau ikut molot harus menanggung hutang, kalau tidak ikut, harus menanggung perasaan malu dan sedih, belum lagi pertanyaan anaknya mengapa tidak ikut molot.Dalam tulisan (Jadikan Peringatan Maulid Nabi Untuk Merangsang Ekonomi Ummat / MB 28/1/212) disebutkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits nabi yang menganjurkan kita memerhatikan orang miskin dan anak yatim. Katanya nabi datang sebagai rahmatan lil aalamin, tapi ternyata budaya molot menjadi beban berat dan kesedihan bagi fakir miskin. Katanya maksud merayakan maulid nabi adalah sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa syukur atas kelahiran nabi, tapi perayaannya malah bertentangan dengan ajaran beliau. Nabi mengajarkan kita untuk mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin, tapi dalam perayaan maulid, orang-orang kaya justru pamer kekayaan yang membuat sedih anak yatim dan menyusahkan orang miskin.Alangkah indahnya kalau bulan maulid dijadikan sebagai bulan infak dan sedekah, bulan mengasihi anak yatim dan bulan menyantuni fakir miskin. Alangkah indahnya kalau angkatan molot yang di bawa ke masjid tidak di bawa pulang lagi, tapi dibagikan dan dihadiahkan kepada fakir miskin, baik diberikan langsung, atau dijual lalu uangnya diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan, kepada orang yang kesulitan membeli beras, kepada anak yang tidak mampu membeli buku pelajaran, yang tidak mampu membeli pakaian seragam sekolah, yang tidak mampu membayar spp, diberikan kepada orang sakit yang tidak mampu berobat, digunakan untuk membantu orang miskin memperbaiki rumahnya yang sudah tidak layak huni, dan orang-orang yang membutuhkan bantuan lainnya. Sehingga dengan demikian, bulan maulid menjadi bulan beramal bagi orang kaya dan bulan kegembiraan bagi anak yatim dan fakir miskin. Amiin.

Share |

Buku Cerita Bawean